sumber: http://www.diknas.go.id/headline.php?id=842
Mendiknas: Kebutuhan Anak Usia Dini Jangan Ditunda
02-07-2009 11:37:52 | Dibaca : 184
Palu, Selasa (30 Juni 2009)--Usia dini pada nol sampai dengan 6 tahun merupakan...
usia emas yang harus mendapatkan perhatian maksimal. Pada usia tersebut, jika mendapatkan perhatian yang baik akan mampu mewujudkan kesejahteraan di masa yang akan datang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) bagaikan pondasi yang kuat dan kokoh bagi perkembangan anak. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menegaskan, agar jangan menunda kebutuhan bagi anak usia dini.
"Jangan menunda kebutuhan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, pelatihan, perlindungan, gizi, dan kesehatannya karena kalau ditunda maka lewatlah masa emas tersebut. Mengingat pentingnya PAUD bagi anak usia dini maka pemerintah telah menetapkan kebijakan PAUD yang holistik terintegrasi, " kata Mendiknas saat membuka acara Gebyar PAUD di lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/06/2009) .
Hadir pada acara Gubernur Sulawesi Tengah Bandjela Paliudju, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajara Provinsi Sulawesi Tengah Abubakar Almahdali dan sebanyak 2.500 anak usia dini dan orang tua murid baru.
Gebyar PAUD yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini dirangkai dengan kegiatan pameran. Sebanyak 42 stand pameran pesertanya berasal dari warga pendidikan nonformal dan informal. Pameran khusus pendidikan ini akan berlangsung sampai dengan 2 Juli 2009.
Mendiknas mengatakan, anak yang mengikuti PAUD akan lebih giat mengikuti pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Menurut Mendiknas, hal ini berarti juga akan menurunkan angka putus sekolah. "Pada akhirnya akan menurunkan biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua maupun pemerintah di jenjang pendidikan berikutnya," katanya.
PAUD, kata Mendiknas, juga merupakan fondasi untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak dan cinta kepada sesama. Pemerintah, lanjut Mendiknas, telah berketetapan untuk terus berupaya agar seluruh anak usia dini di Indonesia dapat memperoleh layanan PAUD yang makin baik. Kebijakan pemerintah ini, kata Mendiknas, hanya akan terwujud apabila didukung oleh pemerintah daerah dan masyarakat. "Layanan PAUD yang lebih merata dan bermutu harus segera direalisasikan karena usia dini merupakan usia emas perkembangan anak. Insya Allah kita akan memiliki generasi penerus yang handal," ujarnya.
Mendiknas mengatakan, angka partisipasi kasar (APK) PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah masih relatif rendah . Untuk usia 0-6 tahun APK-nya baru mencapai 38,8 persen. Angka ini, kata Mendiknas, masih jauh dari target nasional 53,6 persen. "Ini berarti masih banyak anak usia dini di Sulawesi Tengah yang belum memperoleh layanan PAUD," katanya.
Mendiknas menjelaskan, secara umum jumlah anak usia dini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran anak setiap tahun. Mendiknas menyebutkan, tingkat kelahiran anak di Indonesia per tahun masih sangat besar yaitu mencapai sekitar empat juta jiwa. "Jumlah anak usia dini lebih besar dari populasi anak usia sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan yang setara. Bahkan lebih besar dari seluruh penduduk Malaysia," katanya.
Gubernur Sulawesi Tengah Bandjela Paliudju menyampaikan, pendidikan anak usia dini akan difokuskan terhadap penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas dan kuantitas. Dia mengatakan, salah satu program terpadu pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam upaya meningkatkan APK PAUD adalah dengan mengintegrasikan dengan kegiatan Posyandu yang melibatkan dinas pendidikan dan dinas kesehatan. "Kegiatan tersebut telah dikemas dalam bentuk road show ke kabupaten dan kota," katanya.
Bandjela menyebutkan, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 179.887 jiwa usia 2-4 tahun, sedangkan yang belajar di PAUD baru sebanyak 21.963 jiwa. Artinya, kata dia, kurang lebih angka partisipasi anak usia PAUD baru 12 persen, sehingga masih cukup rendah bila dibandingkan dengan angka partisipasi anak usia pendidikan dasar yang mencapai di atas 90 persen. "Oleh karena itu, kegiatan Gebyar PAUD ini merupakan sosialisasi yang diperlukan agar masyarakat Sulawesi Tengah semakin sadar dan memahami betapa pentingnya pendidikan anak usia dini," katanya.*** GIM
Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui:
SMS : 0811-976-929
Fax : 021-5703337
Telp : 021-5707303
Surat : PO.BOX 4490
E-mail : aspirasi@diknas.go.id
Mendiknas: Kebutuhan Anak Usia Dini Jangan Ditunda
02-07-2009 11:37:52 | Dibaca : 184
Palu, Selasa (30 Juni 2009)--Usia dini pada nol sampai dengan 6 tahun merupakan...
usia emas yang harus mendapatkan perhatian maksimal. Pada usia tersebut, jika mendapatkan perhatian yang baik akan mampu mewujudkan kesejahteraan di masa yang akan datang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) bagaikan pondasi yang kuat dan kokoh bagi perkembangan anak. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menegaskan, agar jangan menunda kebutuhan bagi anak usia dini.
"Jangan menunda kebutuhan anak usia dini khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, pelatihan, perlindungan, gizi, dan kesehatannya karena kalau ditunda maka lewatlah masa emas tersebut. Mengingat pentingnya PAUD bagi anak usia dini maka pemerintah telah menetapkan kebijakan PAUD yang holistik terintegrasi, " kata Mendiknas saat membuka acara Gebyar PAUD di lapangan Vatulemo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/06/2009) .
Hadir pada acara Gubernur Sulawesi Tengah Bandjela Paliudju, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajara Provinsi Sulawesi Tengah Abubakar Almahdali dan sebanyak 2.500 anak usia dini dan orang tua murid baru.
Gebyar PAUD yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini dirangkai dengan kegiatan pameran. Sebanyak 42 stand pameran pesertanya berasal dari warga pendidikan nonformal dan informal. Pameran khusus pendidikan ini akan berlangsung sampai dengan 2 Juli 2009.
Mendiknas mengatakan, anak yang mengikuti PAUD akan lebih giat mengikuti pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Menurut Mendiknas, hal ini berarti juga akan menurunkan angka putus sekolah. "Pada akhirnya akan menurunkan biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua maupun pemerintah di jenjang pendidikan berikutnya," katanya.
PAUD, kata Mendiknas, juga merupakan fondasi untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak dan cinta kepada sesama. Pemerintah, lanjut Mendiknas, telah berketetapan untuk terus berupaya agar seluruh anak usia dini di Indonesia dapat memperoleh layanan PAUD yang makin baik. Kebijakan pemerintah ini, kata Mendiknas, hanya akan terwujud apabila didukung oleh pemerintah daerah dan masyarakat. "Layanan PAUD yang lebih merata dan bermutu harus segera direalisasikan karena usia dini merupakan usia emas perkembangan anak. Insya Allah kita akan memiliki generasi penerus yang handal," ujarnya.
Mendiknas mengatakan, angka partisipasi kasar (APK) PAUD di Provinsi Sulawesi Tengah masih relatif rendah . Untuk usia 0-6 tahun APK-nya baru mencapai 38,8 persen. Angka ini, kata Mendiknas, masih jauh dari target nasional 53,6 persen. "Ini berarti masih banyak anak usia dini di Sulawesi Tengah yang belum memperoleh layanan PAUD," katanya.
Mendiknas menjelaskan, secara umum jumlah anak usia dini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran anak setiap tahun. Mendiknas menyebutkan, tingkat kelahiran anak di Indonesia per tahun masih sangat besar yaitu mencapai sekitar empat juta jiwa. "Jumlah anak usia dini lebih besar dari populasi anak usia sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan yang setara. Bahkan lebih besar dari seluruh penduduk Malaysia," katanya.
Gubernur Sulawesi Tengah Bandjela Paliudju menyampaikan, pendidikan anak usia dini akan difokuskan terhadap penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas dan kuantitas. Dia mengatakan, salah satu program terpadu pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam upaya meningkatkan APK PAUD adalah dengan mengintegrasikan dengan kegiatan Posyandu yang melibatkan dinas pendidikan dan dinas kesehatan. "Kegiatan tersebut telah dikemas dalam bentuk road show ke kabupaten dan kota," katanya.
Bandjela menyebutkan, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 179.887 jiwa usia 2-4 tahun, sedangkan yang belajar di PAUD baru sebanyak 21.963 jiwa. Artinya, kata dia, kurang lebih angka partisipasi anak usia PAUD baru 12 persen, sehingga masih cukup rendah bila dibandingkan dengan angka partisipasi anak usia pendidikan dasar yang mencapai di atas 90 persen. "Oleh karena itu, kegiatan Gebyar PAUD ini merupakan sosialisasi yang diperlukan agar masyarakat Sulawesi Tengah semakin sadar dan memahami betapa pentingnya pendidikan anak usia dini," katanya.*** GIM
Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui:
SMS : 0811-976-929
Fax : 021-5703337
Telp : 021-5707303
Surat : PO.BOX 4490
E-mail : aspirasi@diknas.go.id
Komentar