Langsung ke konten utama

EDUKASI KOMPAS: Sekolah Negeri Gratis, Sekolah Swasta Kurang Murid

sumber: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/13/11163850/Sekolah.Negeri.Gratis..Sekolah.Swasta.Kurang.Murid


Sekolah Negeri Gratis, Sekolah Swasta Kurang Murid
LUCKY PRANSISKA/HARIAN KOMPAS
Ilustrasi: Ketika belum ada kebijakan sekolah gratis tersebut, SD As-syafi'iyah bisa menerima hingga 200 siswa baru kelas satu dengan pembagian 40 anak perkelas dari enam kelas yang disediakan. Sementara tahun ini, Joko mengaku hanya bisa mendapatkan 60 anak baru dengan pembagian 20 anak perkelas dan hanya dibagi 3 kelas.
/
Artikel Terkait:

* Program Sekolah Gratis Membantu Orangtua Murid
* Pengantar Sekolah Bebas Biaya? Duh, Percuma!
* PAUD, Si Miskin Juga Berhak Sekolah, Bung!

Senin, 13 Juli 2009 | 11:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tahun ajaran baru ini, kebijakan pemerintah menggratiskan biaya pendidikan di sekolah negeri mulai memberikan dampak negatif terhadap sekolah swasta. Jumlah siswa baru di beberapa sekolah swasta cenderung menurun dibanding tahun ajaran sebelumnya.

Di SD Islam Terpadu As-syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi, misalnya, siswa baru di kalas satu pada tahun ajaran baru 2009/2010 ini menurun secara signifikan. Demikian hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Muhamad Joko, ditemui usai upacara hari pertama masuk sekolah, Senin (13/7).

Menurut Joko, pada tahun ajaran lalu, ketika belum ada kebijakan sekolah gratis tersebut, SD As-syafi'iyah bisa menerima hingga 200 siswa baru kelas satu dengan pembagian 40 anak perkelas dari enam kelas yang disediakan. Sementara tahun ini, Joko mengaku hanya bisa mendapatkan 60 anak baru dengan pembagian 20 anak perkelas dan hanya dibagi 3 kelas.

"Terus terang kami kesulitan dengan kebijakan pemerintah ini, apalagi sekolah kami terletak di pinggiran Jakarta. Tentu akan semakin sulit bersaing dengan sekolah negeri di sekitar sini," kata Joko, yang telah menulis lebih dari 12 buku pelajaran SD untuk skala nasional.

SD As-syafi'iyah, yang terletak di Bekasi ini, memang sering ditinggalkan murid-muridnya untuk pindah ke sekolah yang masuk wilayah Jakarta.

"Ketika mulai menginjak kelas lima, banyak siswa pindah sekolah ke Jakarta untuk masuk SMP favorit. Awal tahun ini saja ada 29 murid yang pindah," kata Joko.

Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Joko, sekolahnya berupaya meningkatkan mutu, baik secara akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler.

"Kalau sekolah negeri bisa gratis, maka yang bisa kami jual adalah mutu pendidikan dan agama. SD As-syafi'iyah sudah dikenal masyarakat memiliki pendidikan akhlak dan moral agama yang baik. Itulah yang akan kami tingkatkan untuk bersaing dengan sekolah negeri," ujar Joko.

Joko menambahkan, di SD As-syafi'iyah terdapat beberapa kegiatan tambahan yang berhubungan dengan pendidikan kerohanian. Antara lain kelas Iqro, sholat dan mengaji, dan membaca Alquran.

C9-09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger