Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2007

420 PAUD ROHUL

Informasi yang cukup menarik tentang perkembangan PAUD, wajar sang pemimpin mendapatkan satu "pengakuan" dan apresiasi dari pemerintah dalam bentuk Satya Lencana. Mudah-mudahan dirasakan oleh masyarakatnya, tidak hanya "cantik" di Media Massa. Beberapa point yang perlu diberi Underline adalah : - Tingkat kepedulian terhadap Pendidikan yang tinggi dan cukup visioner...target kuantitas dengan jangka waktu yang ditentukan (420/2010). - Kepedulian dan komitmen ditunjukan dengan "karyanyata" tidak sebatas wacana dan manis di bibir, buktinya ada perhatian dan dukungan secara material tidak hanya sebatas dukungan moral atau "hanya sekedar do'a". :)) -Hambatan perkembangan PAUD hampir sama, masalah sarana dan ketersediaan pengelola yang profesional (selain dukungan Pemda yang setengah hati). Terkait dengan kalimat "....dalam melaksanakan program kerja PAUD perlu keikhlasan dan kerja keras.... ehm.. untuk para praktisi dan "orang-orang pedul

BSM Tawarkan Kredit Rumah Tanpa Uang Muka ( dan Tanpa Bunga Tentunya...)

Jadi ingat pertengahan November lalu pernah kirim email ke beberapa Bank Syariah yang mempunyai produk KPR Syariah (BSM, BNI Syariah, Niaga Syariah, BTN Syariah, BMI) melalui fasilitas "contact us" yang ada di situs mereka. Dari 5 Bank tersebut sampai hari ini hanya 2 yang merespons...yang lainnya? Ghoib... mungkin terlalu remeh dan "siapa elo?"... kale!... cuma buat apa disediakan fasilitas "hubungi kami" kalo cuma jadi hiasan doang :( Pertanyaan saya tentang KPR Syariah, intinya " mungkinkah kami -saya misalnya- yang tinggal di daerah yang tidak memiliki Cabang BANK Syariah mengajukan KPR untuk rumah yang lokasinya di luar kota (misal saya yang tinggal di Rengat mengajukan KPR untuk rumah yang ada di Pekanbaru, Palembang atau bahkan Bandung)... Yang menjawab cuma 2, yaitu BSM dan BNI Syariah... ini cuplikannya : Date:Wed, 14 Nov 2007 10:37:22 +0700 (WIT) From:"CALL CENTRE BSM " To:xxxxxxxxx@yahoo.com CC:xxxxxxxxxxxx@syariahmandiri.co.id Su

Sungai Musi Tercemar Pabrik Karet

http://www.tempointeraktif.com/ Sungai Musi Tercemat Pabrik Karet Minggu, 11 November 2007 17:19 WIB TEMPO Interaktif, Palembang: Sekitar 15 pabrik karet yang berdiri di sepanjang Sungai Musi di Sumatera Selatan menyebabkan sungai ini tercemar. Indikasi pencematan ini terlihat dari aroma tak sedap dan ditemukan gumpalan hitam di sejumlah titik. “Setiap hari pabrik itu mencemari sungai,” kata Kepala Divisi Polusi Industri Walhi Sumatera Selatan Dolly Reza Pahlevi di Palembang. Berdasarkan penelitian Walhi Sumatera Selatan di Kramasan dan Kertapati, sejumlah pabrik karet tidak memiliki instalasi pembuangan air limbah yang memadai. Pabrik itu masih menggunakan air tawas untuk proses katalisasi pengelolaan karet. Air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai tanpa diproses lebih dulu. Menanggapi temuan Walhi ini, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Alex Kurniawan Edy mengatakan seluruh pabrik karet di daerah ini sudah memiliki instalasi pembuangan air

detikcom - Orangtua Jangan Paksa Ajarkan Anak Usia 2 Tahun Membaca

detikcom - Orangtua Jangan Paksa Ajarkan Anak Usia 2 Tahun Membaca 29/11/2007 00:55 WIB Orangtua Jangan Paksa Ajarkan Anak Usia 2 Tahun Membaca Melly Febrida - detikcom Jakarta - Siapa orangtua yang tak ingin anaknya pandai. berbagai macam cara pun dilakukan. Tapi awas jangan terlalu ekstrem karena bisa mengganggu tumbuh kembang sang anak. Anak 2 tahun jangan dipaksa untuk membaca. Orangtua pun hendaknya membiarkan anak pada usia ini bermain-main. "Kalau anak normal, usia 3 - 5 tahun bisa menambah kemampuan baca. Tapi kalau kecil tidak bisa menambah," kata neurolog RSCM Dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K). Hardiono menyampaikannya dalam media edukasi bertemakan Modalitas Visual Dukung Optimalisasi Kecerdasan Anak, Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta, Rabu (28/11/2007). Menurut Hardiono, dirinya tidak setuju dengan metode flash card pada anak-anak usia 2 tahun. "Anak 2 tahun bukan disuruh baca tapi main yang disesuaikan dengan umurnya. Orangtua jangan ekstrem," imbuhny

Ngawiwirang karuhun

Sumber : Batam pos Ribuan Korban Trafiking Segera Dipulangkan Rabu, 26 September 2007 PEKANBARU (BP) - Ribuan korban trafiking asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang dipekerjakan sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi prostitusi se-Provinsi Riau segera dikembalikan ke daerah asalnya. Upaya pengembalian ini dilakukan bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Pemprov Riau melalui Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau. Memuluskan upaya ini, didukung pula oleh Forum Komunikasi Orang Sunda (Forkos) di Riau dan juga organisasi Mitra Sunda Riau (Misuri). Pengurus Forkos Riau, Mukti Sunjaya kepada RPG, Selasa (25/9) mengatakan, data yang dihimpun dari BKS Riau tercatat nyaris 90 persen jumlah PSK yang terdata berasal dari Jabar, dan terbanyak dari Indramayu. Kebanyakan mereka merupakan korban trafiking yang dijual secara paksa ke lokalisasi prostitusi. Mukti menceritakan, di lokalisasi prostitusi KM 13 Mandau, Bengkalis misalnya, informasi yang diperoleh dari

APBD 2008 RIAU 23% Untuk Pendidikan

Dikutip dari Riau Terkini http://www.riauterkini.com/ Rabu, 21 Nopember 2007 16:54 APBD 2008, 23 % Untuk Anggaran Pendidikan Untuk meningkatkan dunia pendidikan di Riau, pada APBD 2008 dialokasikan anggaran sebesar 23 %. Namun diharapkan anggaran itu untuk pendidikan murni. Riauterkini-PEKANBARU-Ketua Komisi B DPRD Riau, Ruspan Aman kepada Riauterkini rabu (21/11) menyatakan bahwa APBD Riau tahun 2008, alokasi anggaran pendidikan mencapai 23 persen. Anggaran tersebut juga khusus diperuntukan bagi kalangan guru. Besaran alokasi menurut akademisi Unri ini diantaranya diperuntukkan bagi guru dalam rangka kesejahteraan. Ini dianggarkan setiap tahunnya. Selain itu menurut politisi asal partai Golkar ini mengatakan bahwa alokasi anggaran pendidikan juga untuk pembangunan laboratorium serta rehabilitasi sekolah atau ruang kelas baru, pemberian bea siswa kepada calon guru. "Kita berharapi besaran alokasi yang dianggarkan akan dapat menaikkan kualitas pendidikan Riau dan membuat daerah leb

Rekaman Liburan 2007 (5)

Jalan-jalan ke taman lalu lintas Ade Irma Nasution Bandung

Rekaman Liburan 2007 (4)

Jalan-jalan ke Bumi fantasi Indoor di BSMb

Rekaman Liburan 2007 (3)

Jalan-jalan ke Seaworld, melihat aksi hiu dan piranha

Rekaman Liburan 2007 (2)

Lebaran hari pertama di Palembang

Rekaman Liburan 2007

Rekaman gambar Sukarno Hatta-Gambir

Miliki Rumah Idaman dengan KPR Syariah.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan utama yang didambakan setiap pasangan, rumah tempat berkumpul dan melakukan aktivitas keluarga terutama bagi pasangan yang menginginkan "kebebasan" privacynya tidak terganggu oleh "keluarga" lain. Rumah juga jadi simbol kemandirian satu keluarga pasangan muda, kecuali yang memang menikmati tinggal di PMI "pondok mertua indah", tinggal di rumah dinas, atau jadi kontraktor alias tukang kontrak. Selain itu ada beberapa orang yang menjadikan rumah sebagai aset untuk bisnis, jadi rumah bukan semata-mata sebagai tempat tinggal tapi rumah sebagai "produk" bisnis yang memberikan penghasilan rutin, pasif income katanya. Menggabungkan info tentang bisnis property dari beberapa situs dan milist yang dikelola oleh para pengusaha muda dengan info tentang rumah itu sendiri antara lain di Blognya Anjar Priandoyo http://www.bicararumah.wordpress.com/ cukup mengasyikan dan sangat mencerahkan termasuk bagi saya yang awam. Cuku

682 Mahasiswa TPB IPB Terancam DO

Nasional 03/11/07 22:16 682 Mahasiswa TPB IPB Terancam DO (LKBN ANTARA) Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 682 dari 3.100 mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB), terancam drop-out (DO), karena belum melunasi biaya SPP pada tahun pertama. Direktur TPB IPB, Ibnul Qoyyim mengatakan, besarnya biaya SPP bervariasi mulai Rp0 atau bebas SPP hingga Rp21 juta per mahasiswa per tahun karena, IPB menerapkan biaya SPP dengan sistem subsidi silang, mahasiswa yang mampu membantu mahasiswa yang tidak mampu. "Kalau dirata-ratakan setiap mahasiswa Rp7 juta per tahun, maka total biaya SPP itu ada sekitar Rp24 miliar. Tapi, pada tahun ajaran 2007-2008 ini masih ada tunggakan sekitar Rp8,8 miliar," kata Ibnul Qoyyim, di sela acara Halal Bihalal Alumni Fakultas Kehutanan IPB di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Sabtu. Guna mengatasi persoalan ini, katanya, ia sudah menghubungi pengurus himpunan alumni IPB untuk membantu mengurangi beban para mahasiswa