sumber: http://www.suaramedia.com/berita-nasional/9928-oramas-islam-berkumpul-bahas-penetapan-awal-ramadan-1430-h.html
Oramas Islam Berkumpul Bahas Penetapan Awal Ramadan 1430 H
Kamis, 20 Agustus 2009 16:59
E-mail Cetak PDF
Perwakilan sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, ahli astronomi, dan akademisi melakukan rukyah (observasi) untuk kepentingan penetapan awal Ramadhan. Hasil rukyah yang ditetapkan dalam sidang isbat menyatakan bahwa bulan belum terlihat oleh mata telanjang maupun dengan bantuan teleskop astronomi. (SuaraMedia News)
Perwakilan sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, ahli astronomi, dan akademisi melakukan rukyah (observasi) untuk kepentingan penetapan awal Ramadhan. Hasil rukyah yang ditetapkan dalam sidang isbat menyatakan bahwa bulan belum terlihat oleh mata telanjang maupun dengan bantuan teleskop astronomi. (SuaraMedia News)
Jakarta (SuaraMedia News) - Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni Kamis (20/8) sore dijadwalkan akan memimpin sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1430 H di Operation Departemen Agama, Jalan Lapangan Barat No3-4, Jakarta Pusat. Hal itu diungkapkan Direktur Urusan Agama Muchtar Ilyas di Jakarta, kemarin.
Menurut Muchtar, sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1430 H akan dihadiri Menkominfo Muhammad Nuh serta perwakilan ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad, Tarbiyah Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islam (DDI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Selain itu, akan hadir pula duta besar negara-negara berpenduduk Muslim yang bertugas di Jakarta.
Muchtar menambahkan, para ahli hisab dan rukyat dari berbagai ormas Islam berkumpul dalam sidang itsbat untuk bermusyawarah dan memutuskan jatuhnya awal Ramadhan 1430 H yang selanjutnya ditetapkan melalui keputusan Menteri Agama.
Penetapan awal Ramadhan akan dilakukan berdasarkan penghitungan hisab dan rukyat. "Sama seperti tahun-tahun sebelumnya hampir di seluruh daerah melakukan ru'yatul hilal," ujar Muchtar.
Departemen Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan Departemen Agama, kata Muchtar, akan melakukan ru'yatul hilal di sembilan titik di seluruh Indonesia dengan menggunakan teropong canggih. Sembilan titik pemantauan tersebut terletak di Pantai Longa Aceh, Bosca Bandung, Pelabuhan Ratu, Gresik, Lamongan Jatim, Semarang, Kupang, Ternate, dan Makassar.
Menurut pakar Astronomi ITB Taufik Hidayat, di kondisi cuaca di Ternate terpantau kurang baik. "Tidak terlihat hilal," katanya sebelum mengikuti sidang itsbat, Kamis (20/8/2009).
Dia mengungkapkan, di Kupang juga cuacanya dilaporkan bagus, namun bulan belum terlihat, sedangkan di Makassar mataharinya baru akan terbenam dan hilai belum terlihat. "Di Semarang langit cerah, namun hilal juga tidak terlihat," terang Taufik.
Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan tentang jam belajar mengajar siswa saat bulan Ramadhan. Kegiatan belajar-mengajar sekolah dari tingkat SD hingga SMA akan dikurangi 10 menit setiap mata pelajarannya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, kebijakan ini dilakukan agar jajaran sekolah, baik siswa maupun guru dapat menjalankan ibadah puasa dengan kusyuk. "Kalau jam masuknya seperti biasa, yakni pukul 06.30," ujarnya, Kamis 20 Agustus.
Selama ramadhan nanti, Taufik berharap kegiatan belajar tetap berjalan seperti biasa, namun, para pelajar diberi kesempatan untuk tetap menjalankan ibadahnya. Caranya bisa dilakukan sebelum kegiatan belajar-mengajar atau pada saat jam istirahat.
Guru juga diminta untuk lebih intens mengajak para siswa ke arah religius, misalnya tadarusan, salat duha bersama, kultum Dzuhur, pesantren kilat dan sebagainya. Sehingga selama ramadahan iman dan taqwa siswa dapat lebih meningkat. "Karena bulan puasa
ini sangat tepat untuk meningkatkan ibadah, sehingga diharapkan dapat diapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari usai lebaran nanti," ujarnya.
Sementara itu mengenai libur sekolah, Dinas Pendidikan menetapkan pada H-1 dan H+1 bulan puasa, seluruh siswa akan diliburkan. Selanjutnya siswa belajar seperti biasa. Sedangkan libur jelang lebaran Idul Fitri, masih menunggu keputusan dari hasil rapat di tingkat provinsi.
Sementara itu, Departemen Agama mengadakan sidang itsbat penetapan awal Ramadan 1430 H, di Operation Departemen Agama, Jalan Lapangan Barat Nomor 3-4, Jakarta Pusat, sore ini.
Dari pantauan, sidang istbat yang akan dipimpin Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni baru akan dimulai. Sejumlah organisasi Islam sudah tampak hadir.(kmp/vvn/okz) www.suaramedia.com
Copyright © 2009 suaramedia.com All Rights Reserved
Loading...
Oramas Islam Berkumpul Bahas Penetapan Awal Ramadan 1430 H
Kamis, 20 Agustus 2009 16:59
E-mail Cetak PDF
Perwakilan sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, ahli astronomi, dan akademisi melakukan rukyah (observasi) untuk kepentingan penetapan awal Ramadhan. Hasil rukyah yang ditetapkan dalam sidang isbat menyatakan bahwa bulan belum terlihat oleh mata telanjang maupun dengan bantuan teleskop astronomi. (SuaraMedia News)
Perwakilan sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, ahli astronomi, dan akademisi melakukan rukyah (observasi) untuk kepentingan penetapan awal Ramadhan. Hasil rukyah yang ditetapkan dalam sidang isbat menyatakan bahwa bulan belum terlihat oleh mata telanjang maupun dengan bantuan teleskop astronomi. (SuaraMedia News)
Jakarta (SuaraMedia News) - Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni Kamis (20/8) sore dijadwalkan akan memimpin sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1430 H di Operation Departemen Agama, Jalan Lapangan Barat No3-4, Jakarta Pusat. Hal itu diungkapkan Direktur Urusan Agama Muchtar Ilyas di Jakarta, kemarin.
Menurut Muchtar, sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1430 H akan dihadiri Menkominfo Muhammad Nuh serta perwakilan ormas Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad, Tarbiyah Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islam (DDI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Selain itu, akan hadir pula duta besar negara-negara berpenduduk Muslim yang bertugas di Jakarta.
Muchtar menambahkan, para ahli hisab dan rukyat dari berbagai ormas Islam berkumpul dalam sidang itsbat untuk bermusyawarah dan memutuskan jatuhnya awal Ramadhan 1430 H yang selanjutnya ditetapkan melalui keputusan Menteri Agama.
Penetapan awal Ramadhan akan dilakukan berdasarkan penghitungan hisab dan rukyat. "Sama seperti tahun-tahun sebelumnya hampir di seluruh daerah melakukan ru'yatul hilal," ujar Muchtar.
Departemen Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan Departemen Agama, kata Muchtar, akan melakukan ru'yatul hilal di sembilan titik di seluruh Indonesia dengan menggunakan teropong canggih. Sembilan titik pemantauan tersebut terletak di Pantai Longa Aceh, Bosca Bandung, Pelabuhan Ratu, Gresik, Lamongan Jatim, Semarang, Kupang, Ternate, dan Makassar.
Menurut pakar Astronomi ITB Taufik Hidayat, di kondisi cuaca di Ternate terpantau kurang baik. "Tidak terlihat hilal," katanya sebelum mengikuti sidang itsbat, Kamis (20/8/2009).
Dia mengungkapkan, di Kupang juga cuacanya dilaporkan bagus, namun bulan belum terlihat, sedangkan di Makassar mataharinya baru akan terbenam dan hilai belum terlihat. "Di Semarang langit cerah, namun hilal juga tidak terlihat," terang Taufik.
Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan tentang jam belajar mengajar siswa saat bulan Ramadhan. Kegiatan belajar-mengajar sekolah dari tingkat SD hingga SMA akan dikurangi 10 menit setiap mata pelajarannya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, kebijakan ini dilakukan agar jajaran sekolah, baik siswa maupun guru dapat menjalankan ibadah puasa dengan kusyuk. "Kalau jam masuknya seperti biasa, yakni pukul 06.30," ujarnya, Kamis 20 Agustus.
Selama ramadhan nanti, Taufik berharap kegiatan belajar tetap berjalan seperti biasa, namun, para pelajar diberi kesempatan untuk tetap menjalankan ibadahnya. Caranya bisa dilakukan sebelum kegiatan belajar-mengajar atau pada saat jam istirahat.
Guru juga diminta untuk lebih intens mengajak para siswa ke arah religius, misalnya tadarusan, salat duha bersama, kultum Dzuhur, pesantren kilat dan sebagainya. Sehingga selama ramadahan iman dan taqwa siswa dapat lebih meningkat. "Karena bulan puasa
ini sangat tepat untuk meningkatkan ibadah, sehingga diharapkan dapat diapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari usai lebaran nanti," ujarnya.
Sementara itu mengenai libur sekolah, Dinas Pendidikan menetapkan pada H-1 dan H+1 bulan puasa, seluruh siswa akan diliburkan. Selanjutnya siswa belajar seperti biasa. Sedangkan libur jelang lebaran Idul Fitri, masih menunggu keputusan dari hasil rapat di tingkat provinsi.
Sementara itu, Departemen Agama mengadakan sidang itsbat penetapan awal Ramadan 1430 H, di Operation Departemen Agama, Jalan Lapangan Barat Nomor 3-4, Jakarta Pusat, sore ini.
Dari pantauan, sidang istbat yang akan dipimpin Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni baru akan dimulai. Sejumlah organisasi Islam sudah tampak hadir.(kmp/vvn/okz) www.suaramedia.com
Copyright © 2009 suaramedia.com All Rights Reserved
Loading...
Komentar