sumber: http://www.depkominfo.go.id/2009/08/20/pemerintah-sabtu-awal-ramadhan-1430-h/
PEMERINTAH: SABTU AWAL RAMADHAN 1430 H
August 20, 2009, 9:31 pm| Berita Pemerintahan | Klik: 405
Jakarta
, 20/8/2009 (Kominfo-Newsroom) - Pemerintah melalui Sidang Itsbat yang dipimpin Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni secara resmi menetapkan awal Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009.
Penetapan tersebut kemudian diterbitkan melalui Surat Keputusan Menteri Agama tentang penetapan 1 Ramadhan 1430 H yang dibacakan Maftuh dalam Sidang Itsbat yang digelar di Kantor Departemen Agama, Jakarta, Kamis (20/8) malam.
“Izinkan saya untuk menetapkan 1 Ramadhan 1430 H yang jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009,” kata Maftuh.
Selain itu, Menag juga menyetujui Badan Hisab dan Rukyat Depag sebagai lembaga tetap penyelenggara hisab dan rukyat untuk melakukan sidang hisab maupun rukyat yang dilakukan setiap bulan sebagaimana usulan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
“Badan ini telah ditetapkan sebagai lembaga tetap sejak 14 Juli 2009. Saya setuju sidang dilakukan setiap bulan, kalau perlu mengundang pihak yang berbeda,” ujarnya.
Keputusan ini disetujui seluruh perwakilan ormas-ormas Islam yang hadir, yaitu Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad, Tarbiyah, Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islam (DDI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Sidang Itsbat ini juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh, Ketua Majelis Ulama Indonesia Prof Dr Umar Shihab, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Said Abdullah, para duta besar dan perwakilan negara sahabat, serta anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag.
Menag didalam penjelasannya mengatakan, pada tahun ini pemantauan dilakukan di sembilan titik di seluruh Indonesia dengan menggunakan teropong canggih. Sembilan titik pemantauan itu adalah Pantai Lohnga Aceh, Boscha Bandung, Pelabuhan Ratu (Sukabumi), Gresik, Lamongan (Jatim), Semarang, Kupang, Ternate, dan Makassar .
Ketua Badan Hisab dan Rukyat yang juga Direktur Urusan Agama Islam (Depag), Muchtar Iljas mengatakan, hasil pemantauan dan perhitungan data hisab yang dihimpun Direktorat Jendral Bimas Islam dari 29 titik pemantauan menyatakan bahwa ijtima’ 29 Sya’ban 1430H/2009 M bertepatan hari Kamis, 20 Agustus 2009, ketinggian hilal masih di bawah ufuk berada pada posisi -3 derajat, 10 menit sampai 0 derajat, 30 menit.
“Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia , posisi hilal berada di bawah ufuk. Berdasarkan laporan itu, maka dapat disepakati bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2008,” kata Muchtar.
Sebelumnya ahli astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Taufik Hidayat mengatakan, dari pengamatan di sembilan kota, yakni Merauke (Papua), Ternate (Ambon), Kupang (NTT), Makassar (Sulsel), Semarang (Jateng), Tanjung Kodok (Lamongan, Jatim), Condro Dipo, (Gresik, Jatim), Lohnga (Aceh) dan Bandung (Jabar), hilal masih negatif.
Sementara Ketua Laznah Falaqiah NU, Ahmad Ghazali Masruri mengatakan, pedoman yang dipakai NU adalah rukyatul hilal yang didukung oleh data hisab.
“NU juga melakukan hisab karena kami punya kalender, tetapi hisab itu perlu dilakukan koreksi,” ujarnya.
Sedangkan pengurus Muhammadiyah, Abdul Fatah Wibisono mensyukuri keputusan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan jatuh pada 22 Agustus 2009 karena Muhammadiyah juga mengawali puasa pada hari yang sama dan telah mengumumkannya sebelumnya.
“Kami juga setuju usulan NU agar rukyatul hilal dilakukan setiap bulan,” kata Wakil Sekretaris Majelis Tarjih Muhammadiyah ini. (Az/Rmg/ysoel).
PEMERINTAH: SABTU AWAL RAMADHAN 1430 H
August 20, 2009, 9:31 pm| Berita Pemerintahan | Klik: 405
Jakarta
, 20/8/2009 (Kominfo-Newsroom) - Pemerintah melalui Sidang Itsbat yang dipimpin Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni secara resmi menetapkan awal Ramadhan 1430 H jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009.
Penetapan tersebut kemudian diterbitkan melalui Surat Keputusan Menteri Agama tentang penetapan 1 Ramadhan 1430 H yang dibacakan Maftuh dalam Sidang Itsbat yang digelar di Kantor Departemen Agama, Jakarta, Kamis (20/8) malam.
“Izinkan saya untuk menetapkan 1 Ramadhan 1430 H yang jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2009,” kata Maftuh.
Selain itu, Menag juga menyetujui Badan Hisab dan Rukyat Depag sebagai lembaga tetap penyelenggara hisab dan rukyat untuk melakukan sidang hisab maupun rukyat yang dilakukan setiap bulan sebagaimana usulan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
“Badan ini telah ditetapkan sebagai lembaga tetap sejak 14 Juli 2009. Saya setuju sidang dilakukan setiap bulan, kalau perlu mengundang pihak yang berbeda,” ujarnya.
Keputusan ini disetujui seluruh perwakilan ormas-ormas Islam yang hadir, yaitu Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad, Tarbiyah, Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islam (DDI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Sidang Itsbat ini juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh, Ketua Majelis Ulama Indonesia Prof Dr Umar Shihab, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Said Abdullah, para duta besar dan perwakilan negara sahabat, serta anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag.
Menag didalam penjelasannya mengatakan, pada tahun ini pemantauan dilakukan di sembilan titik di seluruh Indonesia dengan menggunakan teropong canggih. Sembilan titik pemantauan itu adalah Pantai Lohnga Aceh, Boscha Bandung, Pelabuhan Ratu (Sukabumi), Gresik, Lamongan (Jatim), Semarang, Kupang, Ternate, dan Makassar .
Ketua Badan Hisab dan Rukyat yang juga Direktur Urusan Agama Islam (Depag), Muchtar Iljas mengatakan, hasil pemantauan dan perhitungan data hisab yang dihimpun Direktorat Jendral Bimas Islam dari 29 titik pemantauan menyatakan bahwa ijtima’ 29 Sya’ban 1430H/2009 M bertepatan hari Kamis, 20 Agustus 2009, ketinggian hilal masih di bawah ufuk berada pada posisi -3 derajat, 10 menit sampai 0 derajat, 30 menit.
“Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia , posisi hilal berada di bawah ufuk. Berdasarkan laporan itu, maka dapat disepakati bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, 22 Agustus 2008,” kata Muchtar.
Sebelumnya ahli astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Taufik Hidayat mengatakan, dari pengamatan di sembilan kota, yakni Merauke (Papua), Ternate (Ambon), Kupang (NTT), Makassar (Sulsel), Semarang (Jateng), Tanjung Kodok (Lamongan, Jatim), Condro Dipo, (Gresik, Jatim), Lohnga (Aceh) dan Bandung (Jabar), hilal masih negatif.
Sementara Ketua Laznah Falaqiah NU, Ahmad Ghazali Masruri mengatakan, pedoman yang dipakai NU adalah rukyatul hilal yang didukung oleh data hisab.
“NU juga melakukan hisab karena kami punya kalender, tetapi hisab itu perlu dilakukan koreksi,” ujarnya.
Sedangkan pengurus Muhammadiyah, Abdul Fatah Wibisono mensyukuri keputusan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan jatuh pada 22 Agustus 2009 karena Muhammadiyah juga mengawali puasa pada hari yang sama dan telah mengumumkannya sebelumnya.
“Kami juga setuju usulan NU agar rukyatul hilal dilakukan setiap bulan,” kata Wakil Sekretaris Majelis Tarjih Muhammadiyah ini. (Az/Rmg/ysoel).
Komentar