Langsung ke konten utama

HASIL PILKADA SERENTAK JAWA BARAT -MAJALENGKA, GARUT, CIAMIS , CIREBON, BANJAR DAN SUBANG







http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=23766&kategori=22

Senin , 27 Oktober 2008 ,
Pilkada Serentak di Enam Daerah
4 Incumbent Sementara Unggul
• Dicky Chandra Sempat Dominasi Garut
Erwin Adriansyah/Kemal Setia Permana/Andri M Dani/Dedi Herdiana/dtc/kcm

BANDUNG, TRIBUN - Empat calon bupati-wakil bupati incumbent sementara mengungguli penghitungan suara dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di enam kota/kabupaten di Jawa Barat, Minggu (26/10). Empat daerah tersebut adalah Kabupaten Ciamis, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, dan Kota Banjar.

Sementara itu, dua calon yang berasal dari kalangan artis, Primus Yustisio dan Dicky Chandra, harus berjuang mengekor dari calon-calon incumbent di daerah pemilihan masing-masing di Subang dan Garut.

Di Kabupaten Ciamis, pemilihan berlangsung relatif lancar. Penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ciamis sekitar pukul 20.00 menunjukkan incumbent Engkon Komara-Iing Syam Arifin memimpin dengan 23,83 persen suara. Engkon, Bupati Ciamis, yang didukung Partai Golkar, PAN, PKB, dan PBB, bersaing ketat dengan pasangan Jeje Wiradinata-Husin H Al-Banjari, yang diusung PDIP dan PKS, dengan perolehan 19,05 persen suara.

Sejauh ini, sekitar 28,87 persen pemilih di Kabupaten Ciamis tidak menggunakan suaranya alias golput. Raihan suara ini membuat Pilbup Ciamis berpeluang selesai dalam satu putaran.
Meski terlihat cukup tenang, Engkon Komara, yang memantau penghitungan cepat di Sekretariat DPD Partai Golkar Ciamis Minggu sore, mengaku tegang. Ia menyaksikan penghitungan suara dari menit ke menit yang ditampilkan di layar lebar di Gedung Galuh Karya Rahayu Kompleks DPD Patai Golkar Ciamis tersebut.

"Tegang juga tapi tak sampai grogi. Mari kita tunggu saja hasil penghitungan formal. Di beberapa titik menunjukkan kemenangan, ada tanda-tanda optimisnya," ujar Engkon sambil tersenyum.

Tak Dendam
Di Cirebon, incumbent Dedi Supardi-Ason Sukasa mengungguli dua rivalnya, Djakaria Machmoed-Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat dan Sunjaya Purwadi-Abdul Hayi Imam. Dedi berhasil mengumpulkan 456.962 suara atau 50,61 persen. Dua rivalnya masing-masing Djakaria-PRA Arief meraih 38,91 persen dan Sunjaya-Abdul Hayi baru mengumpulkan 10,99 persen.

Hasil ini sejalan dengan hasil penghitungan quick count, hingga Minggu (16/10) pukul 16.30, yang dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Cirebon. Dedi-Ason unggul di 35 kecamatan, sementara rival beratnya, Djakaria-PRA Arief unggul di lima kecamatan, yaitu Karangwaleng, Astanajapura, Waled, Lemahabang, dan Weru.

Hasil quick count yang mengacu pada penghitungan di 224 desa dan 40 kecamatan, dari 968.100 ribu pemilih, Desi-Ason meraih suara mayoritas, yaitu 477.956 suara atau 50,28 persen. Pasangan Djakaria-PRA Arief memperoleh 368.090 suara atau 38,72 persen, sedangkan Sunjaya-Abdul Hayi meraih 104.611 suara atau 11 persen.

Mengomentari kemenangannya, Dedi Supardi berpendapat, hasil ini merupakan kerja keras semua pihak yang telah bekerja sangat keras dalam meraih kemenangan dalam Pilkada Kabupaten Cirebon, termasuk semua partai politik pendukungnya. Dedi pun mengucapkan puji syukur atas kemenangannya ini.

"Alhamdulillah. Ini berkat rida Allah Swt. Niat saya adalah untuk beribadah karena Allah," tandas Dedi, yang langsung menggelar jumpa pers di rumah pribadinya, Jalan Pemuda 17 Kota Cirebon, kemarin malam.

Dedi mengemukakan, pihaknya siap merangkul para pesaingnya untuk bersama-sama membangun Kabupaten Cirebon. "Jujur, saya tidak pernah memiliki dendam kepada siapa pun. Yang saya inginkan, mari kita bersama-sama memajukan Cirebon sesuai dengan bidang masing-masing," katanya.

Dedi berpendapat, kekalahan para pesaingnya itu, walau masih bersifat sementara, tidak lebih karena faktor keberuntungan. Baginya, kata dia, dalam ajang seperti Pilkada Kabupaten Cirebon, tidak ada yang menang ataupun kalah.

"Semuanya sama-sama menang. Tapi, yang menang adalah rakyat Kabupaten Cirebon. Kami lebih beruntung. Sedangkan Pak Djakaria, Pangeran Arief, Pak Sunjaya, dan Pak Hayi kurang beruntung. Tapi sudahlah, mari kita bersama-sama menatap masa depan Cirebon yang lebih baik," ujar Dedi bijak.

Terbesar
Kemenangan hampir pasti diraih cabup-cawabup incumbent di Kota Banjar. Penghitungan suara hingga sekitar pukul 20.00 menunjukkan pasangan incumbent Herman Sutrisno-Ahmad Dimyati meraih 95 persen suara, sementara satu-satunya saingannya, Husin Munawar-Holis Rahman, hanya mendapat lima persen suara.

Kemenangan Herman-Ahmad Dimyati ini kemungkinan kemenangan terbesar yang pernah diraih pasangan dalam sejarah pilkada di Jabar, bahkan di Indonesia.

Pasangan Husin-Holis sebagai pasangan nomor urut satu didukung oleh dua partai politik saja, yaitu PAN dan PKB. Sementara pasangan Herman-Akhmad sebagai pasangan nomor urut dua didukung oleh delapan partai politik, yakni Partai Golkar, PDIP, PPP, Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Demokrat, dan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Bulan Bintang (PBB).

Menurut anggota KPU Banjar Sulyanati SH kepada Tribun kemarin, dari 124.834 warga Kota Banjar yang punya hak pilih hanya 22 persen yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Primus Pasrah
Di Subang, calon wakil bupati Primus Yustisio mengaku pasrah atas penghitungan suara dalam pilkada di daerah pantura Jabar itu. Penghitungan hingga semalam menunjukkan pasangan incumbent Eep Hidayat-Ojang Sohandi mengungguli saingan utamanya, Imas Aryumningsih-Primus. Eep-Ojang merebut 36,47 persen suara, sementara Imas-Primus berada di urutan kedua dengan 29,76 persen suara.

"Apa pun hasilnya, kami pasrahkan saja ke Allah. Yang penting kami tidak melanggar aturan. Intinya kan usaha sudah kami lakukan sebaik mungkin. Kalau masalah hasil sepenuhnya kami serahkan kepada yang punya kehendak," ujar Primus di Kantor DPD Golkar.

Meski demikian, Primus tetap optimistis akan terjadi peningkatan signifikan dan perubahan. Menurut hasil laporan yang diterimanya dari tim sukses, pasangan ini masih memiliki peluang suara dari wilayah Pantura Subang. "Insya Allah akan terjadi perubahan, doakan saja," imbuh calon yang diusung dari Partai Golkar, PAN, Demokrat, dan PKPI ini.

Dengan hasil perolehan jumlah suara calon bupati incumbent ini, Sekretaris DPC PDIP Subang, Atin Supriyatin, optimistis Eep akan kembali memimpin Kabupaten Subang, tanpa melalui pemilihan putaran kedua. "Melihat hasil sementara kami yakin Pak Eep kembali memimpin Kabupaten Subang tanpa harus melalui putaran kedua," kata Atin di KPU Subang, Jawa Barat, Minggu (26/10).

Pilkada Subang sendiri diikuti oleh enam pasangan calon. Empat pasangan calon dari jalur partai politik dan dua lainnya dari jalur perseorangan. Dua pasangan calon dari jalur perseorangan adalah Ahmad Djuanda-Nandang Sudrajat dan Diding Kurniawan-Hasyim.

Sempat Mendominasi
Di Garut, tiga pasangan calon bupati Garut bersaing ketat sejak penghitungan suara dimulai kemarin siang. Hingga penghitungan suara sekitar pukul 20.00, pasangan Rudi Gunawan-Oim Abdurohim unggul dengan 23,97 persen suara. Pasangan ini ditempel ketat Wahdan Bakri-Helmi Budiman dengan 19,51 persen suara dan pasangan Aceng Holik-Dicky Candra dengan 18,94 persen.

Bahkan pasangan Aceng-Dicky sempat mendominasi penghitungan suara pada awal-awal penghitungan suara dimulai. Menurut pengamatan Tribun, kebanyakan perolehan suara pasangan Aceng-Dicky dengan nomor urut tiga ini berasal dari Garut Kota dan sekitarnya. Dan diprediksi para pemilih pasangan ini didominasi oleh kaum perempuan.

Empat pasangan lainnya untuk sementara harus puas tertinggal cukup jauh dari tiga pesaing mereka. Keempat pasangan yang kemarin masih rendah memperoleh suara itu, sesuai nomor urut, adalah pasangan KH Abdul Halim Lc-Dr Ir Nandang Suhendra MSi, pasangan Drs H Harliman MSi-H Ali Rohman, Drs H Sali Iskandar-Asep Kurnia Hamdani, dan Sjamsu Sugeng D Meng-Hudan Musaffudin Sti.

Ketua KPU Kabupaten Garut, M Iqbal Santoso, mengatakan, dilihat secara umum, proses pelaksanaan Pilbup Garut relatif lancar, partisipasi masyarakat datang ke TPS juga dinilainya cukup tinggi. Ia mengatakan, penghitungan di tingkat kecamatan kemungkinan bisa dimulai Minggu (16/10) malam. KPU sendiri, kata dia, menargetkan penetapan penghitungan suara dilakukan pekan depan.

"Teknis penghitungan dimulai pengesahan berita acara dan harus ada saksi. Nah, kita targetkan nanti malam (tadi malam, Red) semua hasil sudah sampai di PPK. Dari PPK kemudian dilaporkan ke KPU. Insya Allah nanti malam paling cepat sudah ada penghitungan di tingkat PPK. Insya Allah pekan depan hasil penetapan hasil penghitungan suara sudah selesai," kata Iqbal.

Gubernur datang ke Kabupaten Garut bersama Kapolda Jabar Irjen Pol Timur Pradopo dengan menggunakan helikopter MI-12 milik Polda Jabar. Rombongan Gubernur mendarat di Lapangan Jayaraga. Diterima langsung Wakil Bupati Garut Memo Hermawan, Kepala Bakorwil Priangan Dedi Gunardi, Kapolwil Priangan Kombes Pol Anton Charliyan, Dandim 0611 Letkol Urip Wahyudi, Kapolres Garut AKBP Rusdi Hartono, Sekda Wowo Wibowo, dan pejabat lainnya.

Tidak seperti di empat kabupaten dan kota sebelumnya, di Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut, tidak ada calon dari kalangan incumbent. Di Majalengka, pasangan nomor urut satu, Sutrisno-Karna Sobahi, yang diusung PDIP dan PKPI, mendominasi penghitungan suara dengan 31,01 persen suara.

Raihan angka ini diperkirakan membuat pasangan ini akan mengganti posisi yang ditinggalkan Bupati Tuti Hayati Anwar, yang telah dua periode memimpin Majalengka sekaligus membuat pemilihan tidak melalui dua putaran. Pasangan Sutrisno-Karna meninggalkan jauh enam pasang saingannya.

Mesin Partai
Pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan, menilai kemenangan sementara yang dipegang pasangan incumbent pada empat pilkada di Jabar kemarin karena partai atau gabungan partai yang mengusung pasangan bukan incumbent belum siap bertarung untuk mendapat kepercayaan masyarakat.

"Ini problem rekruitmen partai atau gabungan partai dalam mencari calon-calon kepala dan wakil kepala daerahnya," kata Asep saat dihubungi Tribun, Minggu (26/10) malam.
Untuk bisa meraih kepercayaan masyarakat itu, lanjut Asep, mesin partai benar-benar digerakkan. Terutama digerakkan dalam rangka mencari figur yang diharapkan masyarakat dan figur yang kemungkinan besar sudah dikenal masyarakat.

Selain itu, kata Asep, kemunculan calon perseorangan pun tampak belum mampu menarik kepercayaan masyarakat di daerah kabupaten/kota Jawa Barat. "Jadi terlihat memang rival para incumbent di daerah itu belum mampu memberikan nilai lebih di masyarakat," katanya.

Selain itu, diakui Asep, masalah dana kampanye juga bisa menjadi faktor penentu. Berdasar pengamatannya, dana kampanye dari calon incumbent selalu lebih besar dari calon lainnya. "Masalah dana ini biasanya menjadi penentu baik atau tidaknya kinerja mesin partai atau tim sukses," jelasnya.

Meski demikian, Asep juga mengakui bahwa pilkada yang terjadi secara umum tampak adanya keunikan. Dicontohkannya untuk daerah provinsi, ternyata incumbent tidak menjadi patokan untuk bisa menang. Selain itu kebanyakan pasangan yang diusung oleh PDIP dan Golkar memenangi pilkada, sedangkan pasangan yang tidak diusung oleh kedua partai itu ada yang menang dan ada yang kalah. "Jadi saya juga masih melihat unik, soal pilkada di kita itu," katanya. (win/set/sta/ddh/dtc/kcm)

Serentak di Enam Kota

Sumber: KPUD dan Desk Pilkada, hingga pukul 19.00-20.00

Kabupaten Majelangka
1. Sutrisno-Karna Sobari 191.840 suara atau 31,01 persen
2. Suhardja-Ateng Sutina 96.114 (15.54 persen)
3. Uu Saepudin-Abun Bunyamin 28.486 suara (4,60 persen)
4. Yunus Sanusi-Dedi Supriadi 98.981 suara (16,00 persen)
5. Tio Indra Setiadi-Ending Suhendi 59.834 (9,67 persen)
6. H Abah Encang-M Iqbal MI 103.890 suara (16,79 persen)
7. Eman Sulaeman-Fuad Abdul Azid 39.476 (6,38 persen)

Kabupaten Garut
1. Wahdan Bakri-Helmi Budiman 182.978 suara (19,51 persen)
2. Rudy Gunawan-Oim Abdurohim 224.741 suara (23,97 persen)
3. Aceng Holik M-Dicky Candra 177.556 suara (18,94 persen)
4. Abdul Halim-Nandang Suhendra 157.172 suara (16,76 persen)
5. Harliman-Ali Rohman 556.475 suara (6,02 persen)
6. Sali Iskandar-Asep Kurnia Hamdani 43.178 suara (4,60 persen)
7. Sjamsu Djalusman-Hudan Mushafuddin 95.593 suara (10,19 persen)

Kabupaten Ciamis
1. Teddy Herdyana-Tarso Damawinata 74.597 suara (4,75%)
2. Affandi Permana-Koko Komarudin 54.707 (4,75%)
3. Engkon Komara-Iing Syam Arifin 274.716 (23,83%)
4. Yoyo Cuhaya-Irman B Kusumah 60.136 suara (5,22%)
5. Jeje Wiradinata-Husin M Al Banjari 219.641 (19,05%)

Kabupaten Cirebon
1. Sunjaya Purwadi-Abdul Hayi 99.088 suara (10,99 %)
2. Dedi Supardi-Ason Sukasa 456.962 suara (50,61 %)
3. Djakaria Machmud-PRA Arief Natadiningrat 346.848 suara (38,91 %)

Kota Banjar
1. Husin Munawar-Holis Rahman 5.660 suara (5 persen)
2. Herman Sutrisno-Ahmad Dimyati 90.066 suara (95 %)

Komentar

Anonim mengatakan…
Terima Kasih atas info cepat tentang Pilkada di Priangan.
Anonim mengatakan…
Ii Hidayat@gg
Sawangsulna kang

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Kelas Youtube Hari terakhir Promo & Bonus

Hari ini adalah hari pamungkas Promo Kelas Youtube Premium . Di hari terakhir ini adalah batas waktu dimana harga bakal naik dan bonus webinar special hilang! Gabung kelasnya di link berikut http://bit.ly/kelasYoutube-Priangga http://bit.ly/kelasYoutube-Priangga Dapatkan Promo dan Bonusnya ✅ Bonus WEBINAR OPTIMASI MARKETPLACE DARI TRAFFIC YOUTUBE Gabung & buat invoice saja dulu, sebelum jam 23.59 WIB nanti malam dan invoice boleh dibayar sampai 2 hari kedepan. Segera daftar JANGAN MENUNDA Gunakan kode kupon diskon 50℅ :   NASTAR .