Sumber: http://web.bisnis.com/bursa/obligasi/
Rabu, 17/06/2009 21:37 WIB
Kupon sukuk lebih murah dari obligasi konvensional
oleh : M. Munir Haikal
* Cetak
* Kirim ke Teman
* Komentar
JAKARTA (Bisnis.com): Kupon sukuk memiliki kecenderungan lebih murah dibandingkan dengan obligasi konvensional� karena basis investornya lebih luas.
Head of HSBC Amanah Syariah Mahmoud Abushamma menilai pemerintah Indonesia berpeluang meraih dana murah dengan menerbitkan sukuk dibandingkan dengan menerbitkan obligasi konvensional.
“Ada penambahan investor dari kawasan Timur Tengah yang berminat membeli sukuk,” ujarnya hari ini.
Senior Vice President HSBC Amanah Gahet Ascobat mencontohkan pemerintah Indonesia ketika menjual sukuk global senilai US$650 juta yang mendapatkan permintaan sebesar US$4,7 miliar.
“Semula kupon yang ditawarkan sekitar 9,25% tetapi karena permintaan yang besar membuat pemerintah dan underwriter menurunkan tingkat kupon menjadi 8,8%.”
Dia menjelaskan nilai sukuk yang diterbitkan tidak boleh melampaui underlying asset (aset jaminan) meskipun mengalami kelebihan permintaan. “Kalau obligasi konvensional nilainya bisa segera dinaikkan tetapi sukuk tidak bisa karena jumlah yang diterbitkan harus mengacu ke underlying asset.”
Saat ini, Pemerintah sedang membidik aset sejumlah kementerian dan lembaga senilai Rp27 triliun untuk dijadikan tambahan underlying asset penerbitan sukuk pada tahun ini.
Parlemen pada tahun lalu telah menyetujui penggunaan aset negara senilai Rp18,3 triliun sebagai underlying assets penerbitan sukuk, tetapi hanya terpakai Rp4,7 triliun. Pada tahun ini, nilai aset negara yang disetujui DPR untuk dijadikan jaminan sebesar Rp13,6 triliun dan itu sudah habis terpakai untuk penerbitan sukuk ritel dan sukuk global.
Rabu, 17/06/2009 21:37 WIB
Kupon sukuk lebih murah dari obligasi konvensional
oleh : M. Munir Haikal
* Cetak
* Kirim ke Teman
* Komentar
JAKARTA (Bisnis.com): Kupon sukuk memiliki kecenderungan lebih murah dibandingkan dengan obligasi konvensional� karena basis investornya lebih luas.
Head of HSBC Amanah Syariah Mahmoud Abushamma menilai pemerintah Indonesia berpeluang meraih dana murah dengan menerbitkan sukuk dibandingkan dengan menerbitkan obligasi konvensional.
“Ada penambahan investor dari kawasan Timur Tengah yang berminat membeli sukuk,” ujarnya hari ini.
Senior Vice President HSBC Amanah Gahet Ascobat mencontohkan pemerintah Indonesia ketika menjual sukuk global senilai US$650 juta yang mendapatkan permintaan sebesar US$4,7 miliar.
“Semula kupon yang ditawarkan sekitar 9,25% tetapi karena permintaan yang besar membuat pemerintah dan underwriter menurunkan tingkat kupon menjadi 8,8%.”
Dia menjelaskan nilai sukuk yang diterbitkan tidak boleh melampaui underlying asset (aset jaminan) meskipun mengalami kelebihan permintaan. “Kalau obligasi konvensional nilainya bisa segera dinaikkan tetapi sukuk tidak bisa karena jumlah yang diterbitkan harus mengacu ke underlying asset.”
Saat ini, Pemerintah sedang membidik aset sejumlah kementerian dan lembaga senilai Rp27 triliun untuk dijadikan tambahan underlying asset penerbitan sukuk pada tahun ini.
Parlemen pada tahun lalu telah menyetujui penggunaan aset negara senilai Rp18,3 triliun sebagai underlying assets penerbitan sukuk, tetapi hanya terpakai Rp4,7 triliun. Pada tahun ini, nilai aset negara yang disetujui DPR untuk dijadikan jaminan sebesar Rp13,6 triliun dan itu sudah habis terpakai untuk penerbitan sukuk ritel dan sukuk global.
Komentar