Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2007

Liburan 2007

Liburan tahun ini rada-rada unik… seperti biasanya kalau pulkam lebaran ke Jawa -ehm…pulang kota sebenarnya- banyak yang mesti dikunjungi. Tahun ini lebih "heboh" dan bener-bener "perjalanan wisata"…asyik tapi capek dan "menyita" simpanan :)) Rencana awal, ambil cuti 2007 (setengah dipaksa perusahaan,...emang gak niat) berangkat hari ke-2 lebaran via Pekanbaru. Mendadak dikontak Palembang dan dibilang mau dijemput, akhirnya 11 Oktober pagi sudah jalan via Jalur Lintas Timur (Jalintim) Sumatera nyaris 11 jam Rengat-Jambi-Palembang…cukup melelahkan… F1, F2 dan F3 mabok mulai masuk perbatasan Jambi soalnya jalan kelak kelok… Kesan terekam selama perjalanan darat, hutan Sumatera sudah habis…yang ada tinggal semak belukar dan kebun sawit di sepanjang perjalanan. Terus jalan dari Rengat (Riau) ke perbatasan Jambi sempit dan berlubang.."lebih banyak lubang dibanding jalannya" :)). Masuk ke Jambi jalan oke walaupun berkelok…kelihatan ada "kehid

312 jam tanpa internet

Internet adalah candu? Dulu sempat terasa dan terfikir seperti itu. Satu hari tanpa Blogging, browsing, posting atau chatting bikin kepala pusing :)) - untuk yang terakhir terus terang belum "terjerumus" ke sana. Ternyata semuanya tidak terbukti, 13 hari (11 - 23 Okt) pergi jalan2 dan tidak "menyentuh" laptop….dunia tidak kiamat :). Paling tidak, sedikit membuktikan kalau internet bukan candu dan tidak bikin sakau. Gak apa-apa tuh! Walaupun akibatnya ada juga, jadi ketinggalan informasi dunia luar..he.he.. Gara-gara gak online kami -saya plus temen di rumah- gak tau kalau tanggal 23 Oktober ada reuni alumbi IPB di Graha Wisuda Darmaga :( padahal hari itu kami di Klender lagi santai gak ke mana-mana. Resiko. Satu lagi akibat yang "terasa"… rangking blog ini di Blog Indonesia merosot drastis setelah sebelumnya nyaris tembus ke kepala 2 (307), kemarin saya liat cuma di urutan 455. Masalahnya gak kirim postingan mulai tanggal 10 Oktober.. Jumlah k

Artikel Serial Ramadhan (30)

LANGKAH KE DEPAN ALUMNI RAMADHAN Puasa pada bulan Ramadhan, bila ditunaikan dengan memenuhi syarat dan rukunserta mengikuti tuntunan Rasulullah saw., pasti akan menghasilkanorang-orang yang bertaqwa (Al Baqarah 183). Jikalau puasa kita benar, makakita menjadi orang bertakwa yang tak mungkin bisa tergoda oleh syetan. Inilah barangkali makna hadits yang menyatakan bahwa pada bulan Ramadhansemua pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka lebar dan semua setandibelenggu. sehingga setan tidak mungkin bisa memperdaya dan menggoda orangyang sedang berpuasa secara benar. Kendati puasa telah selesai, namun ketakwaan hasil puasa baru mulai kitabuktikan sehabis puasa. Idul fitri 1 Syawal disebut hari kemenangan, karenaumat Islam telah usai puasa dan pasti meraih ketakwaan yang hasilnya adalahsyurga. Kata "taqwa" telah disebutkan dengan kata dasar atau pecahan katanya didalamKitabullah. Terkadang anda membaca kata "ittaquu", juga "al-Muttaqin","taqiyya",

Artikel Serial Ramadhan (29)

KEMBALI FITRI DENGAN TAMPILAN LEBIH ISLAMI 1. Deskripsi Memaknai Idul Fitri Sudah merupakan sunatullah, bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan.Ramadhan yang kedatangannya selalu dirindukan oleh para salafus shaleh(ulama terdahulu) enam bulan sebelumnya dan dimohonkan dalam do'a mereka,kini saatnya akan berpisah dengan kita. Imam Mu'alla bin al Fadhl rahimahullah berkata, "Dahulu para ulamasenantiasa berdo'a kepada Allah selama enam bulan agar dipertemukan denganRamadhan! Kemudian mereka juga berdo'a selama enam bulan agar diterima amalibadah mereka (selama Ramadhan)." Tidak ada yang bisa menjamin bahwa tahun depan kita akan kembali berjumpadengan bulan yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah ini. Karenanya,beruntung dan berbahagialah kita saat berpisah dengan Ramadhan, membawasegudang pahala untuk bekal di akherat. Semoga kita termasuk para shaimin (orang yang berpuasa), yang akanmendapatkan kebahagiaan luar biasa, yaitu saat bertemu Allah swt.,sebagaima

Artikel Serial Ramadhan (28)

MENJADI HAMBA RABBANI, BUKAN HAMBA RAMADHANI Setiap bulan Ramadhan datang, ada perubahan besar pada beberapa orang.Dengan semangat, mereka melakukan ibadah-ibadah wajib dan sunah dengantingkat intensitas yang jauh berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Namunsayang, setelah Ramadhan berlalu dan usai, maka berlalu pula dan usaipulalah intensitas ibadah yang selama Ramadhan mereka lakukan. Pendekatan cara beribadah seperti ini tentu sangat keliru dan tidak benar.Sebab, hanya menjadikan Ramadhan sebagai tumpuan utama beribadah dan denganmenyepelekan bulan-bulan lain. Maka, sama artinya bahwa kita melakukanibadah yang hanya bersifat musiman. Kita menjadi hamba musiman dan bukanhamba yang selalu istiqamah dan lurus di jalan Allah. Padahal, tujuan puasa yang sebenarnya adalah sebagaimana yang Allahfirmankan, "Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan berpuasa kepadamusebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang datang sebelum kamu agarkamu bertakwa (Al-Baqarah: 183). Yakni, mem

Naskah Khutbah Idul Fitri 1428H

Selama bulan Ramadhan saya lihat di http://www.sitemeter.com/ banyak temen yang googling dan "terlempar" ke blog ini karena mencari naskah khutbah Idul Fitri 1428 H bahkan ada yang spesifik untuk naskah dari PKS. Penasaran saya cari sudah dapat 2, yang satu versi malaysia dan satunya lagi -mungkin bisa digunakan- dari situs Ikatan da'i Indonesia http://www.ikadi.org/ saya sendiri sudah download, nanti di print untuk ustad-ustad di sini yang biasanya secara offline nyari juga. Jadi buat temen2 yang perlu silahkan langsung aja mampir ke situs ikadi dan dload. Sengaja gak saya tampilkan di sini. Versi PKS? belum dapat padahal rasanya ada di panduan ansyithoh Ramadhan 1428, sayang lupa alamatnya.

Bulan Faiza Hanadia Izzata Rahma

Tidak terasa tanggal 11 Okt lusa usianya genap 4 tahun. Karakter

Artikel Serial Ramadhan (27)

GAIRAH IBADAH PADA SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADHAN Dalam Kitab Shahihain disebutkan, dari Aisyah ra, ia berkata: "Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw. mengencangkan kainnya, menjauhkan diri dari menggauli istrinya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." Demikian menurut lafazh Al-Bukhari. Adapun lafazh Muslim berbunyi: "Menghidupkan malam(nya), membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya." Dalam riwayat lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra.: "Rasulullah bersungguh-sungguh dalam sepuluh (hari) akhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya." Rasulullah saw. mengkhususkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan amalan-amalan yang tidak beliau lakukan pada bulan-bul

Artikel Serial Ramadhan (26)

MENGGAPAI MALAM SERIBU BULAN 1. Keutamaan Malam Al Qadr Dalam ramadhan, terdapat satu malam yang bergelimang berkah, yang populer dengan sebutan lailatul qadar, malam yang lebih berharga dari seribu bulan. Malam ini menambah daftar panjang kemuliaan bulan Ramadhan. Allah berfirman, “Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan”. (Al-Qadr: 1-5) Lailatul Qadar juga dapat menghapuskan dosa orang-orang yang melaksanakan ibadah pada malam tersebut. Rasulullah saw. bersabda, ãä ÞÇã áíáÉ ÇáÞÏÑ ÅíãÇäÇ æÇÍÊÓÇÈÇ ÛÝÑ áå ãÇ ÊÞÏã ãä Ðäå “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatil qadr berdasarkan iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim). 25.2. Makna Lailatul Qadr Al-Qadr dalam bahasa Arab memiliki tiga makna (lihat

Artikel Serial Ramadhan (25)

I'TIKAF RAMADHAN 1. Ibadah Pengendali & Penyejuk Hati Memang benar, setiap jiwa ditanamkan kecintaan kepada duniawi, kita Semua merasakan itu. Maka, wajar kalau kita cinta kepada istri-istri kita, anak-anak, harta kekayaan leimpah, emas, perak, rumah tinggal, kendaraan mewah. Namun, lebih banar dan lebih wajar lagi kalau kecintaan tersebut dibatasi rambu-rambu dan keteraturan. Karena jika tidak demikian, akan terjadi malapetaka bagi kita semua, bahkan bagi kehidupan itu sendiri. Manusia adalah makhluk serakah, makhluk yang tak kenal lelah dalam Mencari harta dunia. Ia makhluk yang suka bersaing, memiliki dorongan syahwat yang kuat terhadap keinginan dirinya. Karenanya, jika manusia dibiarkan dalam kebebasan tanpa rambu dan batas-batas hidup, kehancuran dan kebinasaan yang akan dialaminya. Allah swt. tahu itu semua, karena Dia yang mencipta, Dia pula yang memberikan kebutuhan hidup baik moril maupun materil. Dia yang mengatur stabilitas kehidupan, juga yang selalu mengawasi, mem

Artikel Serial Ramadhan (24)

ARTIKEL SERIAL RAMADHAN agian ke-24) ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Salah satu pilar penting Islam adalah zakat, karena ia bukan semata ibadah yang berdimensi individual namun juga sosial. Ia merupakan instrumen penting pemerataan pendapatan, jika zakat dikelola dengan baik dan profesional. Karena dengan zakat, harta akan beredar dan tidak berakumulasi di satu tangan orang-orang kaya (Al-Hasyr : 7). Kewajiban mengeluarkan zakat disebutkan sebanyak 36 kali dalam Al-Quran, dua puluh kali diantaranya digandengkan dengan kewajiban menunaikan salat. Secara kebahasaan, zakat berasal dari kata zaka yang berarti tumbuh dan berkembang. Bisa juga zakat itu berarti suci, bertambah, berkah, dan terpuji. Secara terminologi, zakat berarti: Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak, di samping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri (Hukum Zakat: Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Litera Antar Nusa dan Mizan, 1996). Zakat merupakan sarana paling tepat

Artikel Serial Ramadhan (23)

GAIRAH SEDEKAH NABI DI BULAN SUCI Tidak ada yang meragukan keteladanan Rasulullah saw. dalam berderma dan bersedekah. Beliau adalah orang yang paling dermawan dan paling teladan dalam bersedekah. Rasulullah saw. tidak pernah menyisakan harta benda dan membiarkannya berdiam di rumahnya lebih daripada satu hari. Beliau selalu memberi sesuatu yang diminta oleh orang lain bila beliau memilikinya, dan tidak pernah menolak atau menghardik orang yang meminta. Di samping mencontohkan keteladanan dalam bersedekah dan berinfak, Rasulullah saw. juga sering sekali menyuruh dan menganjurkan umatnya untuk berinfak dan bersedekah sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing. Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah saw. bersabda, "Jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan setengah biji kurma dan bila tidak menemukannya, maka hendaklah dengan kalimat yang baik". (HR.Bukhari-Muslim) Anjuran ini menggugah setiap mukmin untuk gemar berinfak dan bersedekah. Namun, tidak semua orang yang men

Artikel Serial Ramadhan (22)

WANITA SHALIHAH DI BULAN SUCI Wanita di bulan Ramadhan memiliki banyak pilihan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Bagi wanita yang masih produktif dan belum mencapai usia monopause, biasanya ada jenjang masa haidh yang menghalanginya untuk menunaikan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan kesucian jasmani. Tapi, apakah masa haidh itu menjadi halangan wanita dalam mencapai kesempurnaan ibadah di bulan Ramadhan? Apa pilihan-pilihan yang memungkinkan wanita untuk memaksimalkan dirinya guna beramal dalam kondisi demikian? Bagaimana wanita mengakselerasikan amalnya dalam mencapai ridha Allah dan balasan yang berlipat dari-Nya? Masa haidh bukan menjadi penghalang bagi wanita untuk beribadah dalam setiap saat, termasuk di bulan Ramadhan. Masa haidh adalah ketetapan Allah swt. yang tidak mungkin ditolak dan dijadikan 'kambing hitam' penyebab kurangnya amal shaleh atau batasan dalam melakukan kebaikan. Wanita yang cerdas dan berorientasi ak

Artikel Serial Ramadhan (21)

PEMBINAAN KUALITAS REMAJA DI BULAN PUASA 1. Remaja: Periode Kekuatan dan Kelabilan Ibnu Katsir, tatkala menafsirkan ayat: "Allah menciptakan kamu dari kelemahan, kemudian menjadikan kuat setelah masa lemah, lalu menjadikan lemah kembali dan beruban, Dia menciptakan sehendak-Nya, Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa " (Ar-Ruum: 54), menjelaskan bahwa yang dimaksud masa kuat dalam ayat itu adalah periode remaja (Adolescence) dan dewasa (Adulthood). Dari sisi fisiologis dan psikologis, penulis memperkirakan "masa kuat" itu berada pada fase remaja akhir (remaja paripurna, usia 14-21 tahun atau 15-22 tahun) dan masa dewasa (21-30 tahun). Perkiraan penulis ini didasarkan pada realitas remaja salaf yang pada masanya mampu menunjukkan kualitas kemampuannya dalam berbagai bidang. Sebagai misal, Usamah bin Zaid di usianya yang baru 17 tahun diberi amanah sebagai panglima perang dalam peristiwa Tabuk melawan Romawi. Muadz bin Jabal saat diambil sumpah sebagai hakim agung, usian