Langsung ke konten utama

Artikel Serial Ramadhan (23)

GAIRAH SEDEKAH NABI DI BULAN SUCI
Tidak ada yang meragukan keteladanan Rasulullah saw. dalam berderma dan bersedekah. Beliau adalah orang yang paling dermawan dan paling teladan dalam bersedekah. Rasulullah saw. tidak pernah menyisakan harta benda dan membiarkannya berdiam di rumahnya lebih daripada satu hari. Beliau selalu memberi sesuatu yang diminta oleh orang lain bila beliau memilikinya, dan tidak pernah menolak atau menghardik orang yang meminta.
Di samping mencontohkan keteladanan dalam bersedekah dan berinfak, Rasulullah saw. juga sering sekali menyuruh dan menganjurkan umatnya untuk berinfak dan bersedekah sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing. Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah saw. bersabda, "Jagalah dirimu dari api neraka walau hanya dengan setengah biji kurma dan bila tidak menemukannya, maka hendaklah dengan kalimat yang baik". (HR.Bukhari-Muslim)
Anjuran ini menggugah setiap mukmin untuk gemar berinfak dan bersedekah. Namun, tidak semua orang yang mengaku muslim gemar berinfak dan berusaha meneladani Rasulullah saw. Karena sesungguhnya, manusia diciptakan dengan tabiat cinta harta dan sangat bakhil dengan harta yang ada di tangannya. Allah swt. menjelaskan hal itu dalam firman-Nya sebagai berikut,
“dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Al-‘Aadiyaat:8).
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir“ (Al-Ma’arij: 19-21)
Kegemaran berinfak adalah bertolak belakang dengan tabiat dan karakter manusia yang mencintai harta benda dan berlaku kikir. Menghalau sifat kikir dan mengikisnya dari jiwa memerlukan usaha maksimal dan latihan terus-menerus. Karena bila tidak, maka selamanya manusia akan difitnah dan diperbudak oleh harta benda. Harta benda akan menjadi penghalang kebahagiaannya yang hakiki dan sejati. Ia membelenggunya, sehingga tidak dapat menemukan jalur menuju kesenangan dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Sebaliknya, orang yang berhasil mengalahkan sifak kikirnya, adalah orang-orang yang berbahagia dan berhasil melepaskan diri dari perbudakan harta dan dunia. Allah swt. memuji orang-orang yang mampu mengalahkan sifat kikir dan cintanya yang berlebihan terhadap harta benda, dan menjanjikan kepada mereka keberuntungan yang tak terkira. Allah swt. Berfirman,
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9).
Terapi, Al-Qur’an terhadap sifat kikir dan terlalu cinta kepada harta benda, telah menyadarkan manusia bahwa sesungguhnya harta benda itu hanyalah kenikmatan semu, menipu dan melenakan. Ia hanyalah ujian dan fitnah bagi manusia. Allah swt. Berfirman,
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar” (Al-Anfaal: 28)
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 261).
23.1. Tuntunan Rasulullah saw. dalam Bersedekah di Bulan Suci
Rasulullah saw. adalah orang paling besar dan paling banyak bersedekah dengan apa yang dimilikinya. Beliau tidak pernah memandang banyak apa yang diberikannya, karena Allah juga tidak memandangnya remeh dan sedikit. Tidak seorang pun meminta sesuatu kepada beliau kecuali beliau selalu memberikannya, baik sedikit ataupun banyak.
Sedangkan kegembiraan dan kebahagiaan beliau karena bisa bersedekah dengan pemberian yang diberikannya adalah lebih besar dari pada kegembiraan orang yang menerima sedekah itu karena mendapatkan apa yang dimintanya. Bila dihadapkan kepada beliau seseorang yang membutuhkan bantuan, beliau lebih mengutamakannya dibandingkan dirinya sendiri, kadangkala dengan makanannya dan kadangkala dengan pakaiannya.
Rasulullah saw. mengeluarkan sedekah dan pemberiannya dengan bermacam-macam cara. Kadangkala dengan memberikan hadiah, dengan bersedekah, dengan pemberian dan penganugerahan, kadangkala juga dengan membeli sesuatu kemudian memberikan barang tersebut sekaligus dengan harganya kepada penjualnya. Kadangkala dengan meminjam sesuatu kemudian mengembalikan kepada pemberi pinjaman, sesuatu yang lebih banyak dan lebih baik daripada sesuatu yang dipinjamnya.
Rasulullah saw. menerima hadiah dan membalasnya dengan yang lebih banyak dan lebih baik, sebagai kasih sayang dan memvariasikan bentuk-bentuk berbuat ihsan dengan segala yang memungkinkan. Rasulullah saw. berbuat ihsan dengan apa yang dimilikinya, dengan keadaannya dan perilakunya, dan dengan perkataannya.
Siapa pun yang berinteraksi dengan Rasulullah saw., tidak akan mampu menguasai jiwanya dari kedermawanan. Karena kedermawanannya itu, Rasulullah saw. adalah orang yang paling lapang dadanya dan paling bahagia jiwanya. Karena sesungguhnya, sedekah dan perbuatan yang makruf itu mempunyai pengaruh luar biasa dalam melapangkan dada.
Penyebab lain yang melapangkan dada, yang termasuk penyebab terbesar adalah mengeluarkan hal yang merusak hati, yaitu sifat-sifat yang tercela seperti bakhil dan kikir dan lain-lain. Walaupun seseorang sangat kaya dan berlebihan dalam hidup, sifat-sifat itu akan menghalangi dari berinfak dan bersedekah.
Puasa yang mengharuskan orang untuk meninggalkan makan dan minum atau mengurangi biaya konsumsinya dalam bulan puasa, membuat orang memiliki banyak peluang dan kesempatan dalam menafkahkan kelebihan hartanya. Namun, gaya hidup yang berlebihan dan makna puasa yang belum banyak diresapi dan disadari oleh umat Islam, membuat banyak dari umat justeru mengeluarkan biaya dan dana konsumsi yang lebih banyak di bulan Ramadhan daripada di bulan-bulan lainnya.
Seharusnya kita meneladani Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak berderma dan bersedekah, dan pada saat bulan Ramadhan, Rasulullah saw. meningkatkan kualitas dan kuantitas sedekah dan infaknya. Simaklah riwayat berikut,
Úä ÇÈä ÚÈÇÓ ÞÇá: ßÇä ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÃÌæÏ ÇáäÇÓ¡ æßÇä ÃÌæÏ ãÇ íßæä Ýí ÑãÖÇä Ííä íáÞÇå ÌÈÑíá¡ æßÇä íáÞÇå Ýí ßá áíáÉ ãä ÑãÖÇä ÝíÏÇÑÓå ÇáÞÑÂä¡ ÝáÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÃÌæÏ ÈÇáÎíÑ ãä ÇáÑíÍ ÇáãÑÓáÉ.
Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan. Dan sesungguhnya beliau paling dermawan pada saat bulan Ramadhan. Ketika Jibril datang menemui beliau pada tiap-tiap malam Ramadhan untuk mentadarruskan Al-Qur'an. Rasulullah saw. lebih dermawan daripada angin yang bertiup bebas.” (HR. Bukhari -Muslim)
Sungguh telah datang kepada kita bulan Ramadhan, dimana Allah membawa berkah rahmat dan maghfirah di dalamnya. Ramadhan adalah bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan, dimana Allah swt. mengundang kita untuk menjadi tetamu-Nya, untuk dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini, nafas-nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal-amal kita diterima dan doa-doa kita diperkenankan dan diijabah.
Bermohonlah kepada Allah Rabb Anda dengan niat yang tulus dan hati yang suci, agar Allah membimbing kita untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya. Mintalah kepada-Nya, agar Dia menuntun Anda kepada hidayah-Nya, dan membersihkan hati Anda dari sifat kikir dan bakhil, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Hindarilah kelaparan dan kehausan di hari yang dahsyat itu dengan bersedekah kepada kaum fuqara dan masakin, yang diperintahkan oleh Allah swt. Tuhan sekalian alam, satu-satunya Pelindung pada hari itu.
Ingatlah salah satu golongan dari tujuh golongan hamba yang akan dilindungi Allah swt. di hari kiamat adalah golongan keenam; “...orang yang menafkahkan hartanya dengan ikhlas karena Allah swt. sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya...” (HR.Bukhari dan Muslim)
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim Anda akan dikasihi Allah swt. setelah anda meninggal. Hapuslah air mata anak yatim, niscaya Anda beruntung meraih ridha Yang Maha Penyayang dan istana surga.
Ingatlah pesan Rasulullah saw. ketika beliau bersabda, "aku bersama pengasuh anak yatim di surga laksana dua jari ini, kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Turmudzi, dan Abu Dawud).
Betapa mulianya orang-orang yang menyisihkan harta benda, waktu, dan umurnya untuk mengasihi orang-orang yang bernasib malang dan menderita.
Sambutlah Ramadhan dengan semangat berderma dan bersedekah sebanyak-banyaknya di jalan Allah swt.
Marhaban Yaa Ramadhan......
Sumber: 30 Tadabbur Ramadhan, MENJADI HAMBA ROBBANI, Meraih Keberkahan Bulan Suci
Penulis: Dr. Achmad Satori Ismail, Dr. M. Idris Abdul Shomad, MA Samson Rahman, Tajuddin, MA, H. Harjani Hefni, MA A. Kusyairi Suhail, MA, Drs. Ahlul Irfan, MM, Dr. Jamal Muhammad, Sp.THT
Source: IKADI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger