Langsung ke konten utama

Liburan 2007

Liburan tahun ini rada-rada unik… seperti biasanya kalau pulkam lebaran ke Jawa -ehm…pulang kota sebenarnya- banyak yang mesti dikunjungi. Tahun ini lebih "heboh" dan bener-bener "perjalanan wisata"…asyik tapi capek dan "menyita" simpanan :))

Rencana awal, ambil cuti 2007 (setengah dipaksa perusahaan,...emang gak niat) berangkat hari ke-2 lebaran via Pekanbaru. Mendadak dikontak Palembang dan dibilang mau dijemput, akhirnya 11 Oktober pagi sudah jalan via Jalur Lintas Timur (Jalintim) Sumatera nyaris 11 jam Rengat-Jambi-Palembang…cukup melelahkan… F1, F2 dan F3 mabok mulai masuk perbatasan Jambi soalnya jalan kelak kelok…

Kesan terekam selama perjalanan darat, hutan Sumatera sudah habis…yang ada tinggal semak belukar dan kebun sawit di sepanjang perjalanan. Terus jalan dari Rengat (Riau) ke perbatasan Jambi sempit dan berlubang.."lebih banyak lubang dibanding jalannya" :)). Masuk ke Jambi jalan oke walaupun berkelok…kelihatan ada "kehidupan" jalan dirawat dan dijaga. Masuk ke Sumsel -kesan di perbatasan- sedikit lebih baik dari Jambi. Secara keseluruhan sudah "OK" jalan tahun ini dibanding sebelumnya..biasa Rengat-Jambi 6 jam kemarin 5 jam itupun banyak stop karena anak2 mabok perjalanan.. Jambi-Palembang biasanya 8-10 Jam bisa ditempuh 5 jam…Kalau skor 1-10, jalan Riau 5 (merah), Jambi 7 Sumsel 7.5 :)) Padahal kekayaan Riau tidak kalah dengan yang lain..belum dibanding dengan Sumbar dan Sumut. Pada kemana uang Riau? Au ah lap…

Di Palembang, dari 11 sd 14 Oktober…kegiatan didominasi kunjungan ke Mall. Emang itu "tempat wisata" yang ada di 3 propinsi Sumbagsel…miskin daerah wisata…walaupun tengah malam sempet nganter anak2 jalan bareng datuknya ke tepian sungai Musi di depan Benteng Kuto Besak dekat Ampera…."wajah" kota Palembang sudah jauh berubah setelah ada PON "gak terlalu menyeramkan"…beberapa tahun lalu di atas jam 22.00 WIB dilarang gentayangan di luar rumah kalau tidak mau ketemu masalah…kemarin nyaris jam 24.00 WIB masih nongkrong bawa 3 anak balita di dekat Ampera yang katanya dulu daerah copet :))

12 Oktober (telat sehari)..neneknya anak-2 beli kue ulang tahun buat F2 (nadia) yang kemarin genap berusia 4 tahun. Gak terasa!

Lebaran "ikut" yang hari sabtu, berdua dengan adik ipar yang bungsu cari tempat Shalat Id dapat di depan masjid Agung yang megah itu. Susah payah juga "penuh dan campur aduk" katanya ada Syahrial Usman (Sumsel 1) di dalam masjid… Cuma sangat kecewa dan rada-rada unik, baru aja khotib naik mimbar…jamaah satu-satu berdiri salam-salaman, ketawa-ketiwi dan bergerak "pulang", yang duduk disekitar kami paling2 15 orang malah shaf saya tinggal 4 orang. Yang lain lalu lalang, dengan koran bekas berserakan. Menjelang khotbah ke-2 motor dan angkot mulai lalu lalang, dan saat doa juga lebih parah walaupun "lucunya" banyak yang sambil jalan sambil menengadahkan tangan. Shalat Id yang aneh… :((

Pulang Ied, setelah sungkeman di rumah -kurang lengkap karena keluarga lain gak ada- ikut datuknya anak2 silaturahim ke Griya Agung, Parlemen 1, Sumsel-2 & Sekda -rame juga kalo rumah2 pejabat- dan dengan cuexnya pake batik PKS -termasuk jilbab istri juga pake logo PKS- lagian di Pilkada 2008 PKS Sumsel dukung sang incumbent.. :)) padahal datuk & neneknya anak2 biasanya protes kalo kami keseringan pake atribut -bahkan di rumah sekalipun- "bajunya ko PKS terus".. Kaos, batik sampai Koko…dan jaket. Kemarin diam aja, sekarang commentnya tentang orang PKS "lebih positif" dibanding tahun2 dulu…maklum mereka termasuk orang lama di "beringin". Sorenya keliling ke rumah2 keluarga besar istri yang ada di Palembang (generasi nenek dan datuk) -hujan lebat padahal- dan ditutup dengan kunjungan ke Mall -lagi2- ternyata hari lebaran bisnis mereka tetap jalan. Sore potong kue ultah nadia.

14 Oktober -lebaran hari ke-2- terbang ke Bandung via Jakarta dengan LION Air.

Hari-hari selanjutnya, perjalanan wisata dilanjutkan:
Di Bandung: BSM, Factory outlet, Bakso Malang Cipaganti, Kebun Binatang, Jalan Ganesha, Brownies Amanda, Taman Lalu Lintas, Argo Gede.

Di Jakarta: Keliling naik busway, Ancol, Sea world

Bogor : Baranang Siang, Kampus Darmaga, Villa Merah

Bekasi : Narogong

Pekanbaru-Rengat

Liburan yang "lengkap" dan "bersih", lengkap tempatnya bersih tabungannya :))
Sayangnya gak bisa mampir ke Sumedang dan Cilamaya.

Komentar

Anonim mengatakan…
Bang, Riau itu adalah pemilik Jalan Lintas Sumatra yang paling banyak di antara provinsi2 lainnya (di luar Sumsel) ... Perbaikan Jalan itu sebenarnya tanggung jawab pemerintah pusat. Soalnya itu kan Jalan Nasional. Di Sumsel ama Lampung dana perbaikannya itu udah turun dari 2005 yang lalu. Untuk Riau, keliatannya masih dipending ... Jalur Riau itu sebagian sudah di UPGRADE pake APBD sendiri loh ... contoh: Pekanbaru - Dumai, Pekanbaru - Bangkinang, Pekanbaru - Siak, Pekanbaru - Kerinci... sejauh ini masih jalur2 sibuk saja yang di UPGRADE . karena Riau itu cenderung sibuknya di dalam Riau sendiri ketimbang trafik keluar provinsi (kecuali ke Sumbar dan Sumut) ... Kalau ke Sumut lewat Lintas Tengah jalurnya lumayan mulus loh :D

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger