Langsung ke konten utama

Artikel Serial Ramadhan (26)

MENGGAPAI MALAM SERIBU BULAN
1. Keutamaan Malam Al Qadr
Dalam ramadhan, terdapat satu malam yang bergelimang berkah, yang populer dengan sebutan lailatul qadar, malam yang lebih berharga dari seribu bulan. Malam ini menambah daftar panjang kemuliaan bulan Ramadhan. Allah berfirman,
“Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan”. (Al-Qadr: 1-5)
Lailatul Qadar juga dapat menghapuskan dosa orang-orang yang melaksanakan ibadah pada malam tersebut. Rasulullah saw. bersabda,
ãä ÞÇã áíáÉ ÇáÞÏÑ ÅíãÇäÇ æÇÍÊÓÇÈÇ ÛÝÑ áå ãÇ ÊÞÏã ãä Ðäå
“Barangsiapa yang shalat pada malam lailatil qadr berdasarkan iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
25.2. Makna Lailatul Qadr
Al-Qadr dalam bahasa Arab memiliki tiga makna (lihat Fathul Bari), yaitu:
1. Ta’zhim ( ÊÚÙíã ), artinya pengagungan dan penghormatan.
Al Qadr untuk makna ini terdapat dalam firman Allah,
æãÇ ÞÏÑæÇ Çááå ÍÞ ÞÏÑå
“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya”. (Al-An’am :91)
2. Tadhyiq ( ÊÖííÞ ), artinya penyempitan.
Al-Qadr untuk makna ini termuat dalam firman Allah,
æãä ÞÏÑ Úáíå ÑÒÞå ÝáíäÝÞ ããÇÂÊÇå Çááå
“Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya”. (Ath-Thalaq: 7).
3. Al-Qadr ( ÇáÞÏÑ ), artinya pasangan dari qadha, yaitu ketetapan yang diturunkan oleh Allah kepada tiap-tiap manusia.
Tiga makna Al-Qadr ini jika dipasangkan dengan kata “Lailah” yang berarti malam, maka artinya menjadi sebagai berikut :
1. Lailatul Qadr adalah malam yang penuh keagungan dan kehormatan.
Banyak hal yang membuat malam ini menjadi penuh keagungan dan kehormatan sebagaimana dicatat oleh Ibnu Hajar, di antaranya:
Pertama, malam tersebut adalah malam diturunkannya Al-Qur’an. Begitu agungnya Al-Qur’an, menyebabkan semua faktor yang mengiringinya menjadi agung dan terhormat. Sebutan Al-Qur’an Al-‘Azhim, yang berarti Al-Qur’an yang penuh keagungan sangat akrab di telinga kita. Menurut makna ini, malam Al-Qadr menjadi mulia karena faktor turunnya A-Qur’an.
Kedua, malam ini disebut juga sebagai malam penuh keagungan karena turunnya malaikat dengan seizin Tuhan mereka. Malaikat adalah makhluk Allah yang mulia dan selalu taat dengan perintah Allah serta tidak pernah berbuat dosa. Turunnya para malaikat, makhluk Allah yang mulia ini menjadikan malam tersebut turut menjadi mulia.
Ketiga, Malam ini juga menjadi agung karena dijadikan oleh Allah sebagai malam yang penuh barakah, rahmat, dan maghfirah. Keberkahan Allah di malam ini tercurah, sifat rahmat-Nya ditebar buat seluruh makhluk-Nya, dan pintu ampunan-Nya dibuka selebar-lebarnya. Keberkahan, rahmat, dan maghfirah adalah ciri-ciri keagungan dan kehormatan.
Keempat, Malam ini juga menjadi agung karena akan membuat orang yang menghidupkannya dengan ibadah menjadi agung dan terhormat.
2. Lailatul Qadr memiliki makna malam yang sempit. Sifat ini dialamatkan kepada malam Al-Qadr, karena dua faktor: Pertama, ilmu tentang penentuan qadar yang turun malam itu tetap menjadi rahasia Allah, dan manusia tetap sempit pengetahuannya tentang hal ini. Kedua, bumi pada malam itu menjadi sempit karena dijejali oleh turunnya malaikat yang begitu banyak.
3. Lailatul Qadr adalah malam penentuan Qadar. Pada malam itu kejadian-kejadian yang akan terjadi setahun ke depan ditetapkan. Hal ini sejalan dengan firman Allah,
“Haa Miim, Demi Kitab (Al-Qur’an) yang menjelaskan, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu) urusan yang besar dari sisiKami…” (Ad-Dukhan : 1-5)
Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk, seperti: hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan sebagainya. Al-Qadr di sini dimaksudkan sebagai rincian tahunan dari Qadha Allah yang telah ditetapkan secara umum sejak jaman azali..
3. Kapan Lailatul Qadr Terjadi ?
Para ulama berbeda pendapat tentang penentuan malam Al Qadr (lihat Fiqih Sunnah). Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa malam Al-Qadr jatuh pada malam ke 21, ada yang mengatakan malam ke-23, ada yang mengatakan malam ke-25, ada yang mengatakan malam ke-27, ada yang mengatakan malam ke-29, dan ada pula yang mengatakan malam tersebut jatuh secara berpindah-pindah dari tahun yang satu ke tahun berikutnya.
Pendapat mayoritas mengatakan bahwa malam Al Qodr jatuh pada malam ke-27. Hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut:
1. Hadits Riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Abdullah bin Umar ra.:
ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã : ãä ßÇä ãÊÍÑíåÇ ÝáíÊÍÑåÇ áíáÉ ÇáÓÇÈÚ æÇáÚÔÑíä
“Barangsiapa yang ingin berjaga-jaga dan bertemu dengan malam Al-Qadr, maka berjaga-jagalah pada malam ke dua puluh tujuh”.
2. Hadits Riwayat Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata,
æÇááå ÇáÐí áÇ Åáå ÅáÇ åæ , ÅäåÇ áÝí ÑãÖÇä – íÍáÝ ãÇ íÓÊËäí – ææ Çááå Åäí áÃÚáã Ãí áíáÉ åí , åí ÇááíáÉ ÇáÊí ÃãÑäÇ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÈÞíÇãåÇ , åí áíÜÜáÉ ÇáÓÜÇÈÚ æÇáÚÔÑíä , æÃãÇÑÊåÇ Ãä ÊØáÚ ÇáÔãÓ Ýí ÕíÍÉ íæãåÇ , ÈíÖÇÁ , áÇ ÔÚÇÚ áåÇ
“Demi Allah Yang tiada ilah kecuali Dia! Sesungguhnya ia jatuh di bulan ramadhan. Dan Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui malam apa itu gerangan? Ia adalah malam yang kami diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk menghidupkannya. Ia adalah malam ke duapuluh tujuh. Dan tandanya adalah terbitnya matahari pada subuh harinya, putih, tanpa sinar“.
4. Hikmah Tidak Adanya Kepastian Waktu
Di antara hikmah tidak dipastikannya kapan turunnya lailatul Qadar adalah:
1. Agar kita terus giat dan sungguh-sungguh beribadah, tidak hanya beribadah pada hari-hari tertentu dan meninggalkan ibadah di hari-hari yang lain.
2. Untuk melatih kita istiqamah dalam amal.
25.5. Menggapai Lailatul Qadr
Lailatul Qodr tidak disambut dengan memasang obor, pelita, atau apa saja yang bernuansa api. Ia juga tidak disambut dengan membuat kue-kue khusus menyambut hadirnya malaikat, sebagaimana dilakukan oleh sebagian masyarakat kita. Baik api ataupun makanan yang menyambut lailatul Qadr adalah seremonial yang bersifat fisik dan tidak ada dasarnya dalam Islam, tidak sejalan dengan semangat Al-Qadr yang bersifat maknawi.
Lailatul Qodar juga tidak disambut dengan cara memperindah rumah, membeli sofa baru, memadati keramaian di mall-mall dan seterusnya. Perbuatan ini sangat jauh panggang dari api, karena sangat berseberangan dengan apa yang dicontohkan Rasulullah saw.
Kalau kita melihat keseriusan Rasulullah saw., isteri-isteri beliau dan para sahabat menyongsong tibanya lailatul Qadr. Kita akan berkesimpulan bahwa Lailatul Qadr adalah puncak kenikmatan yang dihadirkan oleh Allah di bulan Ramadhan.
Puncak kenikmatan ini sangat kecil kemungkinannya akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak meniti hari demi hari Ramadhannya dengan “iimanan” dan “ihtisaban”. Karenanya, mereka menyambut malam tersebut dengan penuh kesungguhan, dengan cara menghidupkan malam-malam mereka dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah lebih daripada hari-hari biasanya.
Di antara cara menggapai lailatul Qodr adalah:
1. Menghidupkan malamnya dengan “imanan” dan “ihtisaban”.
Rasulullah saw. bersabda,
ãä ÞÇã áíáÉ ÇáÞÏÑ ÅíãÇäÇ æÇÍÊÓÇÈÇ ÛÝÑ áå ãÇ ÊÞÏã ãä Ðäå
“ Barangsiapa yang shalat pada malam lailatil qadr berdasarkan iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain disebutkan,
Ãäå ßÇä ÅÐÇ ÏÎá ÇáÚÔÑ ÇáÃæÇÎÑ ÃÍíì Çááíá æÃíÞÙ Ãåáå æÔÏ ÇáãÆÒÑ
“Rasulullah saw. apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dan tidak bercampur dengan istrinya)."
Beliau menghidupkan malam-malam terakhir tersebut di masjid, memperbanyak tadarus Al-Qur’an dan menghidupkan malam dengan ibadah.
2. Ketika kita bertemu dengan malam ini, Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk membaca doa berikut:
Çááåã Åäß ÚÝæ ÊÍÈ ÇáÚÝæ ÝÇÚÝ Úäí
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi maaf, senangkan memaafkan, karenanya ampunilah daku”.
Semoga kita dapat menggapai malam yang penuh mulia, penuh keagungan, dan penuh barakah ini. Amiin.
Sumber: 30 Tadabbur Ramadhan, MENJADI HAMBA ROBBANI, Meraih Keberkahan Bulan Suci
Penulis: Dr. Achmad Satori Ismail, Dr. M. Idris Abdul Shomad, MA Samson Rahman, Tajuddin, MA, H. Harjani Hefni, MA A. Kusyairi Suhail, MA, Drs. Ahlul Irfan, MM, Dr. Jamal Muhammad, Sp.THT
Source: IKADI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger