Langsung ke konten utama

SBY Jamin Angkat Guru Bantu Jadi PNS

[ Rabu, 03 Desember 2008 ]
SBY Jamin Angkat Guru Bantu Jadi PNS
Deadline Mendiknas Harus Tuntas 2009

JAKARTA - Menjelang Pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semakin rajin mengucapkan janji yang menyenangkan hati rakyat. Sehari setelah menjanjikan harga solar turun bulan depan, SBY kembali menebar angin surga dengan menjamin akan mengangkat seluruh guru bantu yang sudah masuk formasi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Dalam catatan Depdiknas, guru bantu yang siap diangkat mencapai 163.565 orang yang merupakan bagian dari formasi pengangkatan 901.607 guru hingga akhir Desember 2008. Untuk memenuhi hal itu, pemerintah memberikan toleransi sampai 2009.

''Tugas pemerintah untuk menuntaskan (pengangkatan, Red) hingga 2009 mendatang,'' janji SBY dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT Ke-63 PGRI di Stadion Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, kemarin (2/12).

Pemerintah, tegas SBY, memberikan bukti bukan janji dengan satu kata dalam perbuatan. Karena itu, dirinya sudah meminta agar Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Taufiq Efendi menuntaskan pengangkatan guru bantu menjadi PNS. ''Koordinasikan (pengangkatan guru bantu, Red) dengan menteri keuangan,'' ujarnya kepada kedua menteri tersebut.

Bukan hanya nasib guru bantu. Di bidang pendidikan, SBY berjanji proporsi anggaran tak akan terpengaruh krisis global. ''Meski dewasa ini dunia mengalami krisis keuangan dan berdampak pada APBN, komitmen anggaran 20 persen tetap dijalankan,'' tegasnya.

Dia menyatakan, tidak semua sektor mendapatkan anggaran besar. Karena itu, alokasi 20 persen anggaran harus dimanfaatkan sebaik-baiknya atau tepat sasaran, efisien, efektif, serta bebas dari penyimpangan. ''Gunakan anggaran untuk benar-benar meningkatkan kapabilitas dan profesional guru,'' katanya.

Mendiknas Bambang Sudibyo menambahkan, pihaknya akan berusaha meningkatkan kualitas guru dengan memberikan sertifikasi secara bertahap. Selain itu, beban kredit kesetaraan akan diturunkan. ''Diusulkan pengakuan hasil belajar yang diperoleh sebelumnya dalam pengajaran di sekolah,'' jelasnya.

Guru yang akan meraih gelar D-4 atau S-1 bisa memperoleh sistem kredit semester dari karya inovatif, pendidikan dan pelatihan, serta pendidikan mandiri.

Pada peringatan HGN kemarin, Ibu Guru Muslimah, tokoh guru dalam film laris Laskar Pelangi, menjadi salah seorang penerima penghargaan Satyalencana Pendidikan. Presiden SBY menyerahkan penghargaan itu secara seremonial kepada mantan guru SD Muhammadiyah Belitong tersebut.

''Saya sudah menonton Laskar Pelangi. Saya juga sudah bertemu Ibu Muslimah yang dibawakan Cut Mini dan sekarang bertemu Ibu Muslimah yang asli. Jadilah Ibu Muslimah-Ibu Muslimah yang lain, guru yang penuh dedikasi, penuh inisiatif, yang bermental baja untuk meningkatkan prestasi siswa-siswanya,'' tegasnya.(zul/tom/kim)


sumber: http://www.jawapos.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger