http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/09/02030677/menabung.untuk.persiapan.kurban
Menabung untuk Persiapan Kurban
Selasa, 9 Desember 2008 | 02:03 WIB
Sebagian warga Muslim di Kota Palembang menerapkan konsep berkurban dengan cara yang cukup unik, yakni dengan menabung secara kolektif dan reguler sejak setahun sebelumnya. Cara tersebut sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan diyakini mampu menyiasati mahalnya harga hewan kurban menjelang perayaan Idul Adha.
Salah satu kegiatan menabung kolektif untuk berkurban itu dilakukan warga Kelurahan Lorok Pakjo dan Kelurahan Tangga Buntung, Kota Palembang. Ada beberapa cara yang secara teknis berbeda, namun konsepsinya tetap sama karena intinya berkorban pada hari Idul Adha.
Menurut Maryadi (43), warga Kelurahan Lorok Pakjo, dia bersama keenam warga lainnya bisa berkurban satu ekor sapi karena telah mengumpulkan uang tabungan sejak Idul Adha tahun lalu. Niat sudah dibulatkan bersama untuk membeli hewan kurban seekor sapi dengan cara patungan.
Kemudian, dia dan warga yang berminat menaksir terlebih dahulu perkiraan harga sapi setahun mendatang. Taksiran harga ini tentunya tidak tepat seratus persen, maka mereka mengambil perkiraan harga dengan kenaikan tertinggi.
”Tahun ini, kami taksir harga sapi Rp 9 juta per ekor. Harga Rp 9 juta itu kemudian ditawarkan kepada warga lain yang mau ikut kurban. Kalau sudah terkumpul lima orang, barulah harga itu dibagi rata. Setiap orang harus menabung Rp 1.800.000 atau Rp 150.000 per bulan,” katanya.
Nandar (32), warga Tangga Buntung, menambahkan, pengelola masjid di wilayah tempat tinggalnya juga menawarkan cara menabung untuk berkurban. Bedanya, menabung ini dilakukan secara individual, bukannya kolektif.
”Tabungannya disetor setiap bulan ke pengelola masjid. Bisa disetor per bulan atau tiga bulan sekali. Tetapi semua penyetor akan selalu mendapat laporannya,” katanya. (ONI)
Menabung untuk Persiapan Kurban
Selasa, 9 Desember 2008 | 02:03 WIB
Sebagian warga Muslim di Kota Palembang menerapkan konsep berkurban dengan cara yang cukup unik, yakni dengan menabung secara kolektif dan reguler sejak setahun sebelumnya. Cara tersebut sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan diyakini mampu menyiasati mahalnya harga hewan kurban menjelang perayaan Idul Adha.
Salah satu kegiatan menabung kolektif untuk berkurban itu dilakukan warga Kelurahan Lorok Pakjo dan Kelurahan Tangga Buntung, Kota Palembang. Ada beberapa cara yang secara teknis berbeda, namun konsepsinya tetap sama karena intinya berkorban pada hari Idul Adha.
Menurut Maryadi (43), warga Kelurahan Lorok Pakjo, dia bersama keenam warga lainnya bisa berkurban satu ekor sapi karena telah mengumpulkan uang tabungan sejak Idul Adha tahun lalu. Niat sudah dibulatkan bersama untuk membeli hewan kurban seekor sapi dengan cara patungan.
Kemudian, dia dan warga yang berminat menaksir terlebih dahulu perkiraan harga sapi setahun mendatang. Taksiran harga ini tentunya tidak tepat seratus persen, maka mereka mengambil perkiraan harga dengan kenaikan tertinggi.
”Tahun ini, kami taksir harga sapi Rp 9 juta per ekor. Harga Rp 9 juta itu kemudian ditawarkan kepada warga lain yang mau ikut kurban. Kalau sudah terkumpul lima orang, barulah harga itu dibagi rata. Setiap orang harus menabung Rp 1.800.000 atau Rp 150.000 per bulan,” katanya.
Nandar (32), warga Tangga Buntung, menambahkan, pengelola masjid di wilayah tempat tinggalnya juga menawarkan cara menabung untuk berkurban. Bedanya, menabung ini dilakukan secara individual, bukannya kolektif.
”Tabungannya disetor setiap bulan ke pengelola masjid. Bisa disetor per bulan atau tiga bulan sekali. Tetapi semua penyetor akan selalu mendapat laporannya,” katanya. (ONI)
Komentar