Langsung ke konten utama

ASAP...ASAP... siapa mau asap habis musim durian disambung musim asap

Beberapa hari gak posting! beberapa hari ini "dunia" terasa sesak, kemerdekaan menghirup udara segar sudah dirampok oleh mereka-meraka pembakar "hutan" - gak ada lagi hutan- paling-paling semak beluker. Sibuk saling tuduh, perorangan atau perusahaan...bagi kami dan terutama anak-anak sekolah gak pengaruh dan gak mau tau, mau perorangan ke mau perusahaan yang jelas jangan bakar "hutan" kami dan jangan rampok udara bersih kami biarkan paru-paru kami diisi dengan sesuatu yang bersih.

ASAP simbol keserakahan manusia... simbol ketidakmampuan penguasa, sekarang malah dijadikan komoditas politik..

Sudah itu kami dianggap "tidak ada"...karena yang didengar hanya protes negara tetangga...kalau rakyat kecil yang biasa keluar rumah jalan kaki, naik sepeda, naik motor ... EGP emang gua fikirin siapa suruh miskin!!!!

Ya Allah Engkau yang Maha Tahu seperti apa penderitaan kami.

ini berita dari :
http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=10&id=4100

=====================

TERKAIT ASAP DARI KARHUTLA...
Riau Aman, Belum Terima Keluhan Negara Tetangga
25 Feb 2008 13:21 wib
Surya

PEKANBARU (RiauInfo) - Riau sebagai penghasil asap dari kebakaran hutan dan lahan saat ini belum menerima keluhan dari negara tetangga. Keadaan ini masih dinilai aman secara bilateral, baik antar negara maupun Riau dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapaura.

"Belum ada laporan keluhan dari negara tetangga. Kondisi masih aman,"ujar Mambang Mit yang menjabat Setdaprov Riau kepada wartawan, Senin (25/02) di Pekanbaru. Menurut Mambang, pemprov Riau saat ini secara intensif tengah melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau.

"Kita telah melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Bahkan gubernur sendiri turun tangan langsung memadamkan api ke lokasi. Dan terbukti titik api telah berkurang. Sehingga upaya ini akan dimaksimalkan lagi,"ujar Mambang.

Selain itu, Mambang menegaskan, upaya pemprov mengatasi kebakaran hutan dan lahan saat ini telah dilakukan koordinasi dari pihak terkait. "Kini gubernur sedang rakor karhutla ini di Dumai. Rakor ini menghadirkan pihak terkait, Bupati Bengkalis, walikota Dumai dan bupati Rohil serta pihak terkait lainnya. Dari rakor ini kita harapkan akan maksimal penanggulangan kebakaran nantinya,"ujar Mambang.(Surya)

====

KARHUTLA ehm...istilahnya aja dibuat cantik!!!

berita lain yang "menyedihkan".....

http://riauterkini.com/lingkungan.php?arr=17864

Ahad, 24 Pebruari 2008 14:20
Gubri Turun Tangan Padamkan Kebakaran Lahan Gambut

Gubernur Riau M Rusli Zainal terlibat langsung upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Tidak sekedar mengkoordinir, melainkan langsung turun tangan, memadamkan.

Riauterkini-RANTAUBAIS- Selain memimpin koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan meninjau langsung sejumlah lokasi kebakaran,Gubernur Riau M Rusli Zainal juga turun tangan langsung, membantu pemadaman titk api.

Sekitar sepuluh menit gubenur memegang slang pemadam, membantu tim Polisi Hutan (Polhut) Dinas Kehutanan rokan Hilir di lahan gambut yang terbakar di Desa Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Rohil. Dengan cekatan gubernur menyemprotkan dan menyuntikan air di lahan gambut yang terus mengepulkan asap. Kondisi itu pertanda api masih ada di bawah permukaan tanah, meski dari atas tak terlihat kobaran api.

Usai membantu pemadaman kebakaran lahan, gubernur mengatakan bahwa memadamkan api di lahan gambut tak semudah dibayangkan. "Dari pengalaman tadi, pemadaman api di lahan gambut tak seperti memadamkan kebakaran biasa. Sangat sulit, " ujarnya kepada wartawan, termasuk riauterkini yang menyertai kunjungan lapangan di Rohil, Ahad (24/2).

Dikatakan gubernur, pemadaman kebakaran di lahan gambut tak bisa sekedar dengan peralatan manual, tetapi memerlukan peralatan taktis. Keberadaan peralatan taktis inilah yang masih minim.

Atas keterbatasan tersebut, gubernur mengatakan telah meminta kepada pemerintah pusat, melalui Bakornas bantuan. "Besok permintaan kita akan dibahas. Semoga yang kita minta bisa dikabulkan," demikian penjelasan gubernur.

Turut dalam rombongan gubernur, Wakil Bupati Rohil Suyatno, Asisten II Setdaprov Riau Herlian Saleh, Asisten III Setdaprov Riau Raja Marjohan Yusuf dan sejumlah pejabat Pemprov Riau dan Pemkab Rohil.***(mad)


Gak perlu atuh pejabat "tergopoh-gopoh" sibuk nyemprotin selang air.. yang penting buat kebijakan yang bisa mencegah kebakaran hutan... bekerja sebelum terjadi kebakaran! masa tiap tahun musim asap terus.

Kasihan anak-anak jangan kotori paru-paru mereka, kalau yang tua-tua udah pada banyak dosa dan susah diingetin mah pada biasa dengan lingkungan kotor, hidup kotor, fikiran kotor, otak kotor... kadang harta pun kotor....cepet-cepet tobat sebelum dimasukan ke dalam tempat yang paling "kotor".


Di Jakarta ada musim BANJIR yang dianggap "bencana alam" di Riau ada musim "ASAP"....

BTW. Gempa di Bengkulu terasa sampai di sini... Ya Allah Ampuni kesalahan dan kesombongan kami!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger