Sumber : Batam pos
Ribuan Korban Trafiking Segera Dipulangkan
Rabu, 26 September 2007
PEKANBARU (BP) - Ribuan korban trafiking asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang dipekerjakan sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi prostitusi se-Provinsi Riau segera dikembalikan ke daerah asalnya.
Upaya pengembalian ini dilakukan bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Pemprov Riau melalui Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau. Memuluskan upaya ini, didukung pula oleh Forum Komunikasi Orang Sunda (Forkos) di Riau dan juga organisasi Mitra Sunda Riau (Misuri).
Pengurus Forkos Riau, Mukti Sunjaya kepada RPG, Selasa (25/9) mengatakan, data yang dihimpun dari BKS Riau tercatat nyaris 90 persen jumlah PSK yang terdata berasal dari Jabar, dan terbanyak dari Indramayu. Kebanyakan mereka merupakan korban trafiking yang dijual secara paksa ke lokalisasi prostitusi.
Mukti menceritakan, di lokalisasi prostitusi KM 13 Mandau, Bengkalis misalnya, informasi yang diperoleh dari camat Mandau, diketahui terdapat hampir 700 orang PSK yang berasal dari Jabar. Begitupun di lokalisasi prostitusi lainnya.
Saat ini jumlah PSK yang beroperasi di sejumlah prostitusi kabupaten/kota se-Riau data secara resmi tercatat di BKS Riau mencapai 3.301 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 1.268 orang berada di Bengkalis, 728 orang di Pekanbaru, 402 orang di Indragiri Hilir, 378 orang di Dumai, 229 orang di Pelalawan, 150 orang di Rokan Hilir, 75 orang di Indragiri Hulu dan Kampar sebanyak 71 orang. ”Jadi hampir 90 persen dari total PSK terdata secara resmi di Riau itu berasal dari Jabar,” sebutnya.
Mukti mengatakan, diyakini PSK yang bekerja di sejumlah lokalisasi prostitusi di Riau ini bukan atas kehendak mereka. (rpg)
==============
sumber : Riau today
Korban "Trafficking" Asal Jabar Segera Dipulangkan
Wednesday, 26 September 2007 08:29
PEKANBARU--Ribuan korban trafficking asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang dipekerjakan sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi prostitusi se-Provinsi Riau segera dikembalikan ke daerah asalnya.
Upaya pengembalian ini dilakukan bekerjasama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Pemprov Riau melalui Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau. Memuluskan upaya ini, didukung pula oleh Forum Komunikasi Orang Sunda (Forkos) di Riau dan juga organisasi Mitra Sunda Riau (Misuri).
Pengurus Forkos Riau, Mukti Sunjaya, Selasa (25/9) kepada Riau Pos mengatakan, data yang dihimpun dari BKS Riau tercatat nyaris 90 persen jumlah PSK yang terdata berasal dari Jabar, dan terbanyak dari Indramayu. Kebanyakan mereka merupakan korban trafficking yang dijual secara paksa ke lokalisasi prostitusi.
Mukti menceritakan, di lokalisasi prostitusi KM 13 Mandau, Bengkalis misalnya. Informasi yang diperoleh dari Camat Mandau, diketahui terdapat hampir 700 orang PSK yang berasal dari Jabar. Begitupun di lokalisasi prostitusi lainnya.
Saat ini jumlah PSK yang beroperasi di sejumlah prostitusi se-Riau data secara resmi tercatat di BKS Riau mencapai 3.301 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 1.268 orang berada di Bengkalis, 728 orang di Pekanbaru, 402 orang di Indragiri Hilir, 378 orang di Dumai, 229 orang di Pelalawan, 150 orang di Rokan Hilir, 75 orang di Indragiri Hulu dan Kampar sebanyak 71 orang.
‘’Jadi hampir 90 persen dari total PSK terdata secara resmi di Riau itu berasal dari Jabar,’’ sebutnya.
Mukti mengatakan, diyakini PSK yang bekerja di sejumlah lokalisasi prostitusi di Riau ini bukan atas kehendak mereka. Melainkan terjebak dan lantas dipekerjakan secara paksa sebagai korban trafficking. Atas alasan ini pulalah Mukti mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar dan BKS Riau untuk mendata jumlah prostitusi ini untuk kemudian dipulangkan secara massal ke Jabar.
Keyakinan Mukti ini belajar dari satu kasus yang dialaminya. Di mana sekitar tiga hari lalu dirinya mendapati adanya tiga orang wanita asal Garut, Jabar yang mengadukan nasibnya ke RT setempat di Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Ia mengaku lari dari bus yang mengangkut mereka dari Jabar dengan tujuan diantar ke lokalisasi di Pekanbaru dan Medan.
‘’Jadi dari 3 orang korban yang berhasil kabur itu kami ketahui bahwa mereka akan diperdagangkan dan akan dipekerjakan di lokalisasi prostitusi di sini. Makanya ini perlu penertiban supaya jangan terulang kembali hal serupa,’’ kata Mukti.(kaf)
Anggota Komisi D DPRD Riau ini menyebutkan, pihaknya akan melakukan advokasi, penyuluhan dan pemulangan terhadap PSK. Dia juga mengharapkan kerjasama dari induk semang masing-masing prostitusi dalam melakukan upaya ini. ‘’Kami akan lakukan upaya advokasi terhadap ini,’’ katanya.(kaf)
Ribuan Korban Trafiking Segera Dipulangkan
Rabu, 26 September 2007
PEKANBARU (BP) - Ribuan korban trafiking asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang dipekerjakan sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi prostitusi se-Provinsi Riau segera dikembalikan ke daerah asalnya.
Upaya pengembalian ini dilakukan bekerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Pemprov Riau melalui Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau. Memuluskan upaya ini, didukung pula oleh Forum Komunikasi Orang Sunda (Forkos) di Riau dan juga organisasi Mitra Sunda Riau (Misuri).
Pengurus Forkos Riau, Mukti Sunjaya kepada RPG, Selasa (25/9) mengatakan, data yang dihimpun dari BKS Riau tercatat nyaris 90 persen jumlah PSK yang terdata berasal dari Jabar, dan terbanyak dari Indramayu. Kebanyakan mereka merupakan korban trafiking yang dijual secara paksa ke lokalisasi prostitusi.
Mukti menceritakan, di lokalisasi prostitusi KM 13 Mandau, Bengkalis misalnya, informasi yang diperoleh dari camat Mandau, diketahui terdapat hampir 700 orang PSK yang berasal dari Jabar. Begitupun di lokalisasi prostitusi lainnya.
Saat ini jumlah PSK yang beroperasi di sejumlah prostitusi kabupaten/kota se-Riau data secara resmi tercatat di BKS Riau mencapai 3.301 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 1.268 orang berada di Bengkalis, 728 orang di Pekanbaru, 402 orang di Indragiri Hilir, 378 orang di Dumai, 229 orang di Pelalawan, 150 orang di Rokan Hilir, 75 orang di Indragiri Hulu dan Kampar sebanyak 71 orang. ”Jadi hampir 90 persen dari total PSK terdata secara resmi di Riau itu berasal dari Jabar,” sebutnya.
Mukti mengatakan, diyakini PSK yang bekerja di sejumlah lokalisasi prostitusi di Riau ini bukan atas kehendak mereka. (rpg)
==============
sumber : Riau today
Korban "Trafficking" Asal Jabar Segera Dipulangkan
Wednesday, 26 September 2007 08:29
PEKANBARU--Ribuan korban trafficking asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang dipekerjakan sebagai Penjaja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi prostitusi se-Provinsi Riau segera dikembalikan ke daerah asalnya.
Upaya pengembalian ini dilakukan bekerjasama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Pemprov Riau melalui Badan Kesejahteraan Sosial (BKS) Riau. Memuluskan upaya ini, didukung pula oleh Forum Komunikasi Orang Sunda (Forkos) di Riau dan juga organisasi Mitra Sunda Riau (Misuri).
Pengurus Forkos Riau, Mukti Sunjaya, Selasa (25/9) kepada Riau Pos mengatakan, data yang dihimpun dari BKS Riau tercatat nyaris 90 persen jumlah PSK yang terdata berasal dari Jabar, dan terbanyak dari Indramayu. Kebanyakan mereka merupakan korban trafficking yang dijual secara paksa ke lokalisasi prostitusi.
Mukti menceritakan, di lokalisasi prostitusi KM 13 Mandau, Bengkalis misalnya. Informasi yang diperoleh dari Camat Mandau, diketahui terdapat hampir 700 orang PSK yang berasal dari Jabar. Begitupun di lokalisasi prostitusi lainnya.
Saat ini jumlah PSK yang beroperasi di sejumlah prostitusi se-Riau data secara resmi tercatat di BKS Riau mencapai 3.301 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 1.268 orang berada di Bengkalis, 728 orang di Pekanbaru, 402 orang di Indragiri Hilir, 378 orang di Dumai, 229 orang di Pelalawan, 150 orang di Rokan Hilir, 75 orang di Indragiri Hulu dan Kampar sebanyak 71 orang.
‘’Jadi hampir 90 persen dari total PSK terdata secara resmi di Riau itu berasal dari Jabar,’’ sebutnya.
Mukti mengatakan, diyakini PSK yang bekerja di sejumlah lokalisasi prostitusi di Riau ini bukan atas kehendak mereka. Melainkan terjebak dan lantas dipekerjakan secara paksa sebagai korban trafficking. Atas alasan ini pulalah Mukti mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar dan BKS Riau untuk mendata jumlah prostitusi ini untuk kemudian dipulangkan secara massal ke Jabar.
Keyakinan Mukti ini belajar dari satu kasus yang dialaminya. Di mana sekitar tiga hari lalu dirinya mendapati adanya tiga orang wanita asal Garut, Jabar yang mengadukan nasibnya ke RT setempat di Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Ia mengaku lari dari bus yang mengangkut mereka dari Jabar dengan tujuan diantar ke lokalisasi di Pekanbaru dan Medan.
‘’Jadi dari 3 orang korban yang berhasil kabur itu kami ketahui bahwa mereka akan diperdagangkan dan akan dipekerjakan di lokalisasi prostitusi di sini. Makanya ini perlu penertiban supaya jangan terulang kembali hal serupa,’’ kata Mukti.(kaf)
Anggota Komisi D DPRD Riau ini menyebutkan, pihaknya akan melakukan advokasi, penyuluhan dan pemulangan terhadap PSK. Dia juga mengharapkan kerjasama dari induk semang masing-masing prostitusi dalam melakukan upaya ini. ‘’Kami akan lakukan upaya advokasi terhadap ini,’’ katanya.(kaf)
Komentar