Langsung ke konten utama

PEROLEHAN SUARA CALON DPD 2009




Senin, 27/04/2009 12:38 WIB

Calon-calon DPD Nomor Urut 31 Masuk Senayan
Arifin Asydhad - detikPemilu

jakarta - Nomor 31 menjadi nomor favorit di Pemilu 2009. Tidak hanya untuk DPR dan DPRD, tapi juga bagi Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para calon DPD yang memiliki nomor urut 31 berpotensi menang, meski nama si calon tidak terkenal.

Nomor 31 seakan berkah bagi para calon DPD itu. Sebab, banyak pemilih yang mengira nomor 31 adalah nomor Partai Demokrat untuk DPD juga. Karena itu, di saat Partai Demokrat memperoleh suara tinggi di mana-mana, suara calon anggota DPD bernomor urut 31 juga terkerek.

Dari 33 provinsi, tidak banyak memang yang memiliki calon anggota DPD lebih dari 30 orang. Sejumlah provinsi yang memiliki calon DPD lebih dari 30 antara lain DKI Jakarta, Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Selatan (Sumsel), Jawa Timur (Jatim), Riau, dan Banten. Di provinsi-provinsi itu terdapat calon DPD yang bernomor urut 31.

Data terakhir yang dikumpulkan detikcom, Senin (27/4/2009), calon-calon DPD bernomor urut 31 di provinsi-provinsi itu mendapat suara tinggi. Sebagian besar masuk dalam empat besar.

Bahkan, Riza Falepi dari Provinsi Sumbar sudah dipastikan melenggang ke Senayan. Penghitungan suara di provinsi ini sudah final dan Riza menempati urutan ketiga. Riza yang bernomor urut 31 ini kalah dari Irman Gusman dan Emma Yohanna. Reza Falepi memperoleh 152.475 suara (7,48 persen).

Pardi, calon DPD nomor urut 31 dari DKI Jakarta juga bernasib sama. Dalam penghitungan suara sementara, lelaki yang dikenal sebagai tukang sablon dan mahasiswa UI ini menempati rangking 3. Pardi, yang selama ini kurang dikenal masyarakat luas diprediksi kuat bisa melenggang ke Senayan.

Posisi empat besar calon DPD dari DKI Jakarta ditempati orang-orang terkenal, kecuali Pardi. Peringkat pertama adalah AM Fatwa, disusul Dani Anwar (tokoh PKS), Pardi, dan Djan Farid.

Calon anggota DPD dari Jatim nomor urut 31 Wasis Siswoyo juga diperkirakan mulus ke Senayan. Data terakhir yang diterima detikcom, saat ini Wasis menempati urutan kedua, di bawah guru besar IAIN Sunan Ampel, Prof Hj Istibsjaroh. Wasis yang dikenal sebagai budayawan saat ini masih duduk sebagai anggota DPRD Batu (Malang) dari PNBK.

Semurung Parningotan Samosir Harianja, calon anggota DPD nomor urut 31 dari Sumut juga diperkirakan terpilih sebagai anggota DPD. Sejak penghitungan dimulai 9 April lalu, Semurung mendapat suara tinggi di TPS-TPS. Mohd Lutfi Izzudin, calon anggota DPD dari Sumsel juga mendapat suara tinggi. Di beberapa kabupaten, Lutfi menempati rangking 2 atau 3.

Hal yang sama juga dialami Muhammad Gazali, calon anggota DPD dari Privinsi Riau. Data terakhir yang didapatkan dari KPUD Riau, pria bergelar LC ini masih menempati urutan ketiga. Gazali juga diprediksi masuk ke Senayan.

( asy / nrl )
SUMBER: http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/27/123856/1122006/700/calon-calon-dpd-nomor-urut-31-masuk-senayan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger