daarut-tauhiid
[daarut-tauhiid] Jangan Sampai Amal Kita Hangus!
al-palagani
Mon, 16 Oct 2006 15:43:41 -0700
Jangan Sampai Amal Kita Hangus!Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk, sabda Rasulullah SAWkepada para sahabat. Mendengar kabar menarik tersebut, semua matatertuju ke pintu masjid. Dalam benak para sahabat, terbayang sesosokorang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang pria yang mukanya masih basah dengan airwudhu. Penampilannya biasa-biasa saja. Ia pun bukan orang terkenal.Abu Umamah Ibnu Jarrah, demikian namanya. Bayangan para sahabat akansosok luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Keesokan harinya, peristiwa serupa terulang kembali. Demikian pula hari ketiga.Para sahabat penasaran, Amal apa gerangan yang dimiliki orang inisampai-sampai Rasul menyebutnya calon penghuni surga? Salah satunyaAbdullah bin Amr bin 'Ash. Ia pun meminta izin kepada Abu Umamah untukmenginap tiga hari di rumahnya.
Tiga hari tiga malam Abdullah memperhatikan, mencermati, bahkanmengintip tuan rumah. Namun tidak ada satu pun yang istimewa.Hari-hari yang ia lewati tidak jauh beda dengan sahabat-sahabat lain.Ibadahnya pun biasa-biasa saja.Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Aku harus berterus terangkepadanya, ujar Abdullah. Ia pun bertanya, Amal apa yang engkaulakukan sehingga Rasulullah memanggilmu calon penghuni surga? JawabanAbu Umamah sungguh mengecewakan, Apa yang engkau lihat itulah.Ketika Abdullah hendak pergi, tiba-tiba tuan rumah berkata, Wahaisaudaraku, sesungguhnya aku tidak pernah iri dan dengki terhadapnikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Sebelum tidur, saya punselalu bersihkan hati dari ujub, takabur, kedengkian, dan rasa dendam.
Ada banyak ibrah dari kisah ini. Namun ada satu yang pasti, hanyaorang yang bersih hatilah (qolbun saliim) yang akan memasuki surgatertinggi, juga bertemu dengan Al-Khaliq, Allah Azza wa Jalla.
Difirmankan, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari merekadibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidakberguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yangbersih (QS Asy Syu'araa [26]: 87).
Kebersihan hati adalah password untuk membuka pintu surga. Sesedikitapa pun amal, tetap akan bisa memasukkan orang ke surga, asal iamemiliki hati yang bersih. Sebaliknya, sebanyak apa pun amal, tidakakan berarti sama sekali bila kita memiliki hati penuh penyakit.
Abu Umamah layak ditiru. Ia bukan sahabat sekaliber Abu Bakar AshShiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan atau pun Ali bin AbiThalib. Ibadahnya pun tidak seterkenal Abu Darda, Abdurrahman bin Auf,Salman Al Farisi, juga beberapa sahabat lainnya. Namun, derajatnya dimata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, hingga Rasulullah SAWmemvonis ia sebagai calon penghuni surga. Mengapa? Sebab hatinyabersih dari penyakit dan lapang dari kebencian dan dendam. Sehinggasemua amal kebaikannnya tetap utuh dan bernilai di hadapan Allah SWT.
Karena itu, selain sibuk memperbanyak amal kebaikan, kita pun harussibuk menjaga hati dari penyakit-penyakit membahayakan. Sebab, percumasaja kita menghiasai diri dengan berjuta-juta amalan--wajib maupunsunnat, sedang hati tidak pernah kita bersihkan. Sebaliknya, walauamal kita biasa-biasa saja, namun dibingkai kebersihan hati, makanilainya akan jauh lebih tinggi di hadapan Allah. Lebih baik makansayur kacang di mangkuk yang bersih, daripada makan gule spesial yangditaruh di mangkuk penuh kotoran. Ideal tentu makan gule spesial dimangkuk bersih. Atau banyak ibadah dengan landasan qalbun saliim.Namun setan tidak akan tinggal diam. Mereka akan berusahamenghancurkan amal-amal yang tengah kita kumpulkan saat Ramadhan ini.
Maka, sekali lagi, di tengah kesibukan kita beramal, jangan lupakanhati kita. Lindungi dari penyakit-penyakit penghancur amal. MenurutRasul SAW, ada tiga penyakit yang akan menghanguskan amal kita.
Pertama, takabur atau sombong. Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya'Ulumuddin, takabur akan menjadi batas pemisah antara seseorang dengankemuliaan akhlak. Betapa tidak, orang takabur akan selalu mendustakankebenaran, menganggap rendah orang lain dan meninggikan dirinya.Jangankan banyak, sedikit saja di hati kita ada sikap takabur, makasurga akan menjauh, amal-amal jadi tidak berarti. Disabdakan, Tidakakan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat sikap takaburwalaupun sebesar debu. (HR Muslim).
Kedua, hasud atau iri dengki. Ciri khas seorang pendengki adalahadanya ketidakrelaan ketika orang lain mendapat nikmat dan sangatberharap nikmat tersebut segera lenyap darinya. Bahasa kerennya, susahmelihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah .Kedengkian sangat efektif menghancurkan kebaikan. Rasulullah Saw.menegaskan, Dengki itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakankayu bakar. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Ketiga, riya atau beramal karena mengharap pujian orang lain. Riyaadalah tingkatan terendah dari amal. Rasul menyebutnya syirik kecilyang juga efektif menghapuskan kebaikan. Allah Azza wa Jalla tidakakan menerima suatu amal yang di dalamnya terdapat seberat debu sajaberupa riya. Sebuah hadis qudsi mengungkapkan pula bagaimana murkanyaAllah kepada orang yang riya dalam amalnya.
Pada hari kiamat Allah berfirman, ketika semua manusia menlihat catatan amal-amalnya, Pergilah kamu semua kepada apa yang kamu jadikan harapan (riya) didunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HRAhmad dan Baihaqi). Dalam Alquran, diungkapkan pula bahaya riya, Makakecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yanglalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria (QS Al Maa'un[107]: 4-6).
Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menjaga hati danamalan kita dari kebinasaan. Semoga.( )sumber:http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232===================================================================Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
[daarut-tauhiid] Jangan Sampai Amal Kita Hangus!
al-palagani
Mon, 16 Oct 2006 15:43:41 -0700
Jangan Sampai Amal Kita Hangus!Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk, sabda Rasulullah SAWkepada para sahabat. Mendengar kabar menarik tersebut, semua matatertuju ke pintu masjid. Dalam benak para sahabat, terbayang sesosokorang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang pria yang mukanya masih basah dengan airwudhu. Penampilannya biasa-biasa saja. Ia pun bukan orang terkenal.Abu Umamah Ibnu Jarrah, demikian namanya. Bayangan para sahabat akansosok luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Keesokan harinya, peristiwa serupa terulang kembali. Demikian pula hari ketiga.Para sahabat penasaran, Amal apa gerangan yang dimiliki orang inisampai-sampai Rasul menyebutnya calon penghuni surga? Salah satunyaAbdullah bin Amr bin 'Ash. Ia pun meminta izin kepada Abu Umamah untukmenginap tiga hari di rumahnya.
Tiga hari tiga malam Abdullah memperhatikan, mencermati, bahkanmengintip tuan rumah. Namun tidak ada satu pun yang istimewa.Hari-hari yang ia lewati tidak jauh beda dengan sahabat-sahabat lain.Ibadahnya pun biasa-biasa saja.Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Aku harus berterus terangkepadanya, ujar Abdullah. Ia pun bertanya, Amal apa yang engkaulakukan sehingga Rasulullah memanggilmu calon penghuni surga? JawabanAbu Umamah sungguh mengecewakan, Apa yang engkau lihat itulah.Ketika Abdullah hendak pergi, tiba-tiba tuan rumah berkata, Wahaisaudaraku, sesungguhnya aku tidak pernah iri dan dengki terhadapnikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Sebelum tidur, saya punselalu bersihkan hati dari ujub, takabur, kedengkian, dan rasa dendam.
Ada banyak ibrah dari kisah ini. Namun ada satu yang pasti, hanyaorang yang bersih hatilah (qolbun saliim) yang akan memasuki surgatertinggi, juga bertemu dengan Al-Khaliq, Allah Azza wa Jalla.
Difirmankan, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari merekadibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidakberguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yangbersih (QS Asy Syu'araa [26]: 87).
Kebersihan hati adalah password untuk membuka pintu surga. Sesedikitapa pun amal, tetap akan bisa memasukkan orang ke surga, asal iamemiliki hati yang bersih. Sebaliknya, sebanyak apa pun amal, tidakakan berarti sama sekali bila kita memiliki hati penuh penyakit.
Abu Umamah layak ditiru. Ia bukan sahabat sekaliber Abu Bakar AshShiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan atau pun Ali bin AbiThalib. Ibadahnya pun tidak seterkenal Abu Darda, Abdurrahman bin Auf,Salman Al Farisi, juga beberapa sahabat lainnya. Namun, derajatnya dimata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, hingga Rasulullah SAWmemvonis ia sebagai calon penghuni surga. Mengapa? Sebab hatinyabersih dari penyakit dan lapang dari kebencian dan dendam. Sehinggasemua amal kebaikannnya tetap utuh dan bernilai di hadapan Allah SWT.
Karena itu, selain sibuk memperbanyak amal kebaikan, kita pun harussibuk menjaga hati dari penyakit-penyakit membahayakan. Sebab, percumasaja kita menghiasai diri dengan berjuta-juta amalan--wajib maupunsunnat, sedang hati tidak pernah kita bersihkan. Sebaliknya, walauamal kita biasa-biasa saja, namun dibingkai kebersihan hati, makanilainya akan jauh lebih tinggi di hadapan Allah. Lebih baik makansayur kacang di mangkuk yang bersih, daripada makan gule spesial yangditaruh di mangkuk penuh kotoran. Ideal tentu makan gule spesial dimangkuk bersih. Atau banyak ibadah dengan landasan qalbun saliim.Namun setan tidak akan tinggal diam. Mereka akan berusahamenghancurkan amal-amal yang tengah kita kumpulkan saat Ramadhan ini.
Maka, sekali lagi, di tengah kesibukan kita beramal, jangan lupakanhati kita. Lindungi dari penyakit-penyakit penghancur amal. MenurutRasul SAW, ada tiga penyakit yang akan menghanguskan amal kita.
Pertama, takabur atau sombong. Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya'Ulumuddin, takabur akan menjadi batas pemisah antara seseorang dengankemuliaan akhlak. Betapa tidak, orang takabur akan selalu mendustakankebenaran, menganggap rendah orang lain dan meninggikan dirinya.Jangankan banyak, sedikit saja di hati kita ada sikap takabur, makasurga akan menjauh, amal-amal jadi tidak berarti. Disabdakan, Tidakakan masuk surga seseorang yang dalam hatinya terdapat sikap takaburwalaupun sebesar debu. (HR Muslim).
Kedua, hasud atau iri dengki. Ciri khas seorang pendengki adalahadanya ketidakrelaan ketika orang lain mendapat nikmat dan sangatberharap nikmat tersebut segera lenyap darinya. Bahasa kerennya, susahmelihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah .Kedengkian sangat efektif menghancurkan kebaikan. Rasulullah Saw.menegaskan, Dengki itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakankayu bakar. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Ketiga, riya atau beramal karena mengharap pujian orang lain. Riyaadalah tingkatan terendah dari amal. Rasul menyebutnya syirik kecilyang juga efektif menghapuskan kebaikan. Allah Azza wa Jalla tidakakan menerima suatu amal yang di dalamnya terdapat seberat debu sajaberupa riya. Sebuah hadis qudsi mengungkapkan pula bagaimana murkanyaAllah kepada orang yang riya dalam amalnya.
Pada hari kiamat Allah berfirman, ketika semua manusia menlihat catatan amal-amalnya, Pergilah kamu semua kepada apa yang kamu jadikan harapan (riya) didunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HRAhmad dan Baihaqi). Dalam Alquran, diungkapkan pula bahaya riya, Makakecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yanglalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria (QS Al Maa'un[107]: 4-6).
Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menjaga hati danamalan kita dari kebinasaan. Semoga.( )sumber:http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232===================================================================Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
Komentar