Jakarta, Rabu (23 April 2008) -- Usia anak 0-6 tahun merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar pengembangan kemampuan fisik dan berbagai kecerdasan anak agar dapat berkembang secara optimal. Pengembangan anak sejak usia dini merupakan hak anak yang harus dipenuhi agar tidak menghambat perkembangan anak selanjutnya. Pemberdayaan masyarakat diyakini sebagai kunci sukses pendidikan anak usia dini (PAUD).
Direktur PAUD Depdiknas, Gutama, mengatakan, pemberdayaan serta dukungan masyarakat sangat diandalkan untuk mengembangkan PAUD. Menurut dia, kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD menjadikan masyarakat itu sendiri yang merasa membutuhkan keberadaan program PAUD. "Kita harus memfasilitasi mereka. Jadi bukan menyuruh, kita ketuk dulu hatinya dengan dasar ilmiah yang benar tentang PAUD," katanya pada Seminar "Pengalaman Menerapkan Program PAUD Berbasis Masyarakat" di Graha Depdiknas, Jakarta, Rabu (23/04/2008) .
Gutama mengatakan, pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan PAUD dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti menyelenggarakan kelompok bermain, taman penitipan anak, dan Pos PAUD, sedangkan gurunya adalah dari masyarakat sendiri. "Kita hanya melatih dan memberikan acuan," ujarnya.
Menurut Gutama, PAUD wajib diterapkan pada anak sebelum ia lahir atau pada saat usia 0 (nol) tahun. Hal ini, jelas Gutama, bahwa ketika anak lahir ia telah dibekali oleh berbagai potensi genetis. Kemudian, kata dia, lingkunganlah yang memberi peran besar dalam pembentukan sikap, kepribadian, dan pengembangan kemampuan anak. "Usia empat tahun pertama pada anak merupakan usia paling rawan. Dahulu pola seperti ini belum terpikirkan, namun kini PAUD harus diterapkan sebelum masuk Taman Kanak-kanak (TK)," ujarnya.
Penyelenggaraan PAUD, lanjut Gutama, dilakukan dengan pendekatan secara holistik meliputi pendidikan, pengasuhan, dan perawatan. Dia menjelaskan, untuk pendidikan merupakan stimulasi atau core business Depdiknas, sedangkan perawatan gizi dan kesehatan dilakukan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan yang melibatkan dokter, puskesmas, mantri penyuluh gizi, serta melalui kegiatan posyandu. Sementara, untuk pengasuhan melibatkan orang tua dan keluarga.
Gutama menyampaikan, bahwa pendidikan untuk anak usia dini kini telah didukung oleh berbagai elemen masyarakat seperti organisasi wanita, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, serta politisi telah ikut menerapkan program PAUD. "Bukan sebagai tren, namun sebagai bentuk telah terciptannya sebuah kesadaran," tuturnya.
Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak ini, ia menghimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama memulai kesadaran mengenai pendidikan untuk anak usia dini. "PAUD itu penting, oleh karena itu harus ada kesadaran bersama. Tidak harus menunggu perintah atasan kalau kita ingin anak-anak kita menjadi lebih baik. Kita mulai dari orang tua dan keluarga masing-masing, " tegasnya.
Gutama menyebutkan, pada akhir tahun 2007 jumlah anak yang terlayani PAUD sebanyak 28 juta atau 48 persen. Dia mentargetkan, pada 2009 minimal 53,9 persen anak usia 0-6 tahun terlayani PAUD.***
Komentar