Langsung ke konten utama

BUKU DIGITAS DIKNAS

Buku Digital
Depdiknas Janji Bagikan Cakram BSE
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/07/ 01120428/ depdiknas. janji.bagikan. cakram.bse

KOMPAS/LASTI KURNIA / Kompas Images
Hingga saat ini, guru masih terkendala koneksi internet yang lambat dan
harus lebih dulu mengunduh program Adobe Reader agar bisa membaca buku
digital, seperti yang dialami guru SMPN Palmerah, Jakarta, Rabu (6/8).

Kamis, 7 Agustus 2008 | 03:00 WIB
Jakarta, Kompas - Setelah gagal meluncurkan buku sekolah elektronik pada 2
Agustus lalu, Departemen Pendidikan Nasional berjanji akan membagikan
cakram berisi materi BSE yang sebenarnya sudah bisa diakses di internet ke
sekolah-sekolah. Pendistribusian cakram BSE itu akan dilaksanakan seusai
peluncuran secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
direncanakan 20 Agustus ini.

”Buku sekolah elektronik (BSE) ibaratnya barang baru sehingga perlu ada
masa transisi dalam penerapannya,” tutur Suyanto, Direktur Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidik- an Nasional
di Jakarta, Rabu (6/8).

Suyanto menjelaskan, Depdiknas telah mengambil keputusan memproduksi
cakram berisi materi BSE sehingga dapat diakses secara off-line. Dengan
demikian, sekolah yang tidak mempunyai akses internet pun dapat
menggunakannya.

Menurut Suyanto, setelah peluncuran BSE dilaksanakan 20 Agustus mendatang,
cakram buku pelajaran itu dikirimkan ke sekolah-sekolah. ”Setiap sekolah
mendapat satu paket. Biayanya juga tidak terlalu mahal,” kata Suyanto.

Untuk SMP, misalnya, diperkirakan biaya penggandaan dan pendistribusiannya
sekitar Rp 150 juta.

Direncanakan sampai dengan Agustus 2008, hak cipta untuk 250 judul buku
dapat terbeli. Hingga Rabu kemarin terca- tat 210 judul buku SD, SMP, dan
SMA/SMK yang sudah dapat diunggah di http://bse.depdik- nas.go.id atau
www.depdiknas. go.id.

Inisiatif sendiri

Ahmad Rizali, Ketua Klub Guru Jabodetabek, mengatakan tidak mengerti jika
pemerintah hendak membagikan cakram BSE seusai diresmikan Presiden
Yudhoyono. Padahal, sekolah-sekolah sudah membutuhkan buku elektronik
tersebut sejak tahun ajaran baru.

Karena pemerintah sangat lamban, guru-guru berinisiatif sendiri. Sebanyak
1.000 CD yang berisi 47 judul buku pelajaran siap dibagikan kepada siapa
saja yang membutuhkan, mulai Kamis ini. Pengadaan cakram BSE ini dilakukan
dengan menggalang dana dari berbagai pihak, termasuk urunan dari aktivis
pendidikan dan guru yang tergabung di Klub Guru Jabodetabek.

Ahmad mengatakan bahwa aktivis pendidikan dan guru menyayangkan tidak
siapnya pemerintah dalam menyediakan BSE.(INE/ELN)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger