Langsung ke konten utama

Lanjutan kisah aktivis Salman

Buat renungan bersama -terutama para suami- setelah mengikuti kasus sodara kita di Salman. Mungkin selama ini kita kurang komunikasi dengan pasangan kita padahal beban mereka juga tidak ringan...

nuhun

=================================

This message is not flagged. [ Flag Message - Mark as Unread ]
To: keadilan4all@yahoogroups.com From: "Teddy Gunawan" <tsgunawan@gmail.com> Add to Address Book Add Mobile Alert Date: Thu, 15 Jun 2006 15:11:35 +1000 Subject: Re: [keadilan4all] 3 anak aktivis/pengurs Masjid Salman meninggal Mungkin tulisan ini bermanfaat...
*Catatan hati: Mengapa Saya Bahagia....*
Articles / Tarbiyah Islamiyah*Date:* Jun 14, 2006 - 11:09 PM Oleh: *Ummu Azzam* *)
Bismillahirrahmaanirrahiim
Tulisan ini merupakan perenungan diri yang Alhamdulillah, dengan rahmatAllah, masih dan semoga senantiasa masih merasakan kebahagian berumah tanggamenjelang tujuh tahun pernikahan kami. Tulisan ini tidaklah diniatkan untukmenggurui siapapun, karena saya percaya tentu banyak orang yang telah lebihlama menikah dan telah lebih banyak belajar dari pernikahannya sehinggamenjadi orang-orang yang lebih baik. Catatan hati ini lebih merupakanpengingat diri jikalau nanti hati ini merasakan ketidakbahagiaan(na'udzubillah…semoga ini tidak pernah terjadi) dan juga ungkapan rasasyukur atas nikmat yang Allah berikan selama ini.
*Kumohon kebaikan, rahmat, dan ridho-Mu ya Allah *
Kita tidak pernah tahu kapan Allah memberikan jodoh. Adakalanya manusiaberikhtiar, tapi Allah belum mengijinkan, adakalanya kita tidak sedangmemikirkan tentang rencana menikah, tapi Allah datangkan jodoh kita. Buatsaya rencana menikah boleh dikata datang tiba-tiba. Masih segar dalamingatan bagaimana gundahnya hati bertanya, ya Allah apakah ini saatnya?Wahai diri ingatlah, saat itu kamu hanya mampu memohon kebaikan , rahmat danridha Allah semata. Terasa sekali tidak ada yang bisa menenangkankegelisahan jiwa akan sebuah keputusan yang besar untuk menikah kecualidengan berserah kepada-Nya.
*Wahai diri, mengapa setelah mengarungi bahtera rumah tangga kadangkala kamulupa, hanya bersandar pada Allah semata semua urusan akan terasa mudah?Sungguh, hanya dengan berserah kepada Allah semua kesulitan bisa dihadapidengan lapang.Laa hawla wala quwwata illa billaah….*
*Aku berusaha tahu apa yang aku mau dan aku mau kamu juga tahu sayangku*Saya lanjutkan catatan ini dengan menekankan perlunya setiap diri, baikcalon istri dan calon suami untuk senantiasa berusaha mengetahui apa-apayang menjadi recana hidupnya di kemudian hari. Ikhtiar untuk mengenali dirikita, kelemahan dan kekuatan, serta rencana-rencana ke depan yang telah kitasusun sebelum bertemu, merupakan titik awal komunikasi calon suami istriyang sangat penting. Disinilah kita belajar hal-hal yang dianggap pentingoleh calon pasangan kita masing-masing. Mengingat bahwa suami akan menjadikepala rumah tangga, dan secara Islam tanggung jawab seorang perempuanberpindah dari tangan ayahnya ke suaminya, kemampuan untuk mendefinisikan,membagi, dan menyelaraskan rencana kehidupan ke depan menjadi sagat pentingbagi perempuan. *Sayangnya, hal ini pulalah yang seringkali luput dariperhatian ketika akan atau telah menikah*. Ada yang berpikiran, sebagaiistri ketaatan kepada suami (setelah ketaatan kepada Allah) adalah yangutama, maka cukuplah bagi saya berkhidmat atas keputusan suami. Ada pulayang berfikir bahwa insya Allah, (calon) suami saya orang sholeh, tentu diatidak akan berbuat dzalim terhadap istrinya. Ada juga yang tidak inginmemberatkan dan menyusahkan suaminya…
Itu semua betul saudariku, tapi itu semua juga tidak menghilangkan *pentingnyakita mengkomunikasikan rencana kita atas diri kita selama ini*.Rencana-rencana yang kita bagi bukan untuk menyusahkan suami, tapi justruuntuk memenuhi haknya agar dia menjadi pemimpin yang adil. Ayah dan ibukita, mengenal kita sejak kita lahir, tentu mereka tahu apa yang membuatkita bahagia dan apa yang membuat kita sedih, apa yang membuat kitabersemangat dan apa yang membuat kita lesu dan kehilangan gairah. (Calon)suami kita pun perlu dan berhak tahu. Mengapa? karena dia berhak dan perlumengenal kita seutuhnya, apa adanya, yang dengan pengetahuan itu dia menjadipengambil keputusan yang adil atas urusan-urusan kita. Tentu,rencana-rencana tadi bukan untuk kita paksakan setelah kita berumah tangga,tapi untuk kita selaraskan dengan rencana-rencana pasangan kita.
*Wahai suami, berusahalah untuk tahu rencana-rencana hidup istrimu, terutamasebelum dia bertemu dan menikah denganmu. Sekian tahun umur istrimu diahabiskan sendiri dengan segala rencana, perjuangan, dan aktualisasi diri.Itulah yang menjadikan dirinya sebagaimana kamu melihatnya ketika akanmenikah. Jangan sampai kelalaian para suami untuk mencari tahu hal-hal yangmenjadi semangat dan kebahagian istri sebelum menikah, menjadikan masalahdalam rumah tangga di kemudian hari. Banyak masalah perempuan setelahmenikah terkait dengan isu mendasar ini. Dimana tanpa disadari seorang istriatau seorang ibu kehilangan gairah dan semangat hidupnya dari hari ke hari.*
*Inilah pilihanku, insya Allah ini yang terbaik buat keluarga kami saat ini*Setelah kita awali komunikasi dalam rumah tangga dengan berbagi harapan danrencana hidup kita, saatnya bagi kita untuk menyelaraskan itu semua danmenyusun rencana bersama. Kehidupan rumah tangga tentu sesuatu yang sangatbaru bagi kita berdua. Sesuatu yang baru ini tentu menuntut penyesuaian atassegala harapan, rencana, dan kebiasaan kita selama ini.
Satu hal penting yang seringkali terlupa adalah hendaknya setiap diri (baikistri maupun suami) bisa mengatakan: "inilah pilihan saya, insya Allahinilah yang terbaik untuk keluarga kami saat ini". Kemampuan untukmengatakan kalimat ini sangat penting, ini menunjukkan bahwa apa yang kitajalani adalah pilihan kita atas ikhtiar manusiawi kita membuat rencanakehidupan rumah tangga. Disini pentingnya kita sama-sama mnegenali diri,sehingga pilihan ini bisa mengakomodasi rencana-rencan diri. Jadi hidupberumah tangga bukan hanya didasarkan pada "kepasrahan" atas apa yang ada didepan mata, tapi lebih kepada "keridhoan" atas apa yang akan kita jalani.
Dengan kemampuan ini, perempuan yang semula aktif di luar rumah tidak akanmerasa sedih jika keaktifannya hanya di rumah saja dan memfokuskan padamengurus suami, anak, dan keluarga jika memang itu yang paling baik untukkeluarga itu pada saat itu. Atau jika pilihan kita berbeda, misalnya kitamemilih untuk tetap beraktivitas (entah itu sekolah, dakwah, atau bekerja),kita bersabar akan kondisi yang kita hadapi…
*Intinya adalah, dengan menyadari bahwa keputusan ini adalah pilihan yangkita ambil, insya Allah kita akan percaya diri menjalani pilihan hidup kitasaat itu. Pilihan kita mungkin sama dan juga mungkin tidak sama dengan oranglain, tapi insya Allah pilihan itu yang lebih baik bagi kita saat itu.Mengapa saat itu? Ya, karena pilihan-pilihan kita bisa berubah bergantungkondisi rumah tangga. Punya anak kecil yang sedang menyusui, tentu berbedadengan pilihan aktivitas ketika anak sudah mulai besar, misalnya. Satu halyang tidak pernah berubah adalah visi dan rencana jangka panjang keluargaini, sesuatu yang membuat kita berdua sama-sama bersemangat mengayuhbahteranya.**Kenali orang tuaku, kamu akan lebih kenal aku*
Mari sempatkan dirimu mengenal orang tuaku suamiku. Disana engkau akan lebihmengenal aku dan mencintai orang tuaku. Insya Allah aku akan senatiasasempatkan mengenal orang tuamu. Dengan begitu aku akan lebih mengenalmu danmencintai orang tuamu. Sehingga kamu tahu kebiasaan-kebiasaan merekaterhadapku dan aku tahu kebisaan orang tuamu terhadapmu.
*Maafkan aku jika belum bisa memasakkan makanan seenak ibumu, sebagaimanaaku maafkan engkau jika belum bisa mencukupi kebutuhan rumah seperti yangselama ini ayahku sediakan untukku. Mengenal orang tua kita bertujuan agarkita lebih empati satu dengan yang lain, bukan agar kita saling memaksakankondisi kita sebelumnya. Toh, rumah tangga ini milik kita…bukan milikmereka…*
*Urusan harta di tangan Allah, tapi mari kita bina kekuatan ekonomi kita*
Ya, rezeki di tangan Allah. Tapi, kita bisa berusaha mencukupi kebutuhankita. Mari jadikan kekuatan ekonomi salah satu sendi rumah tangga ini. Bukanuntuk menjadi orang kaya, karena rezeki kita sudah ditentukan Allahbatasnya. Tapi untuk meninggalkan keturunan yang lebih baik, untukmenghindari sandungan yang lebih besar dari sisi ekonomi ini. Jangan jadikandia tujuan, tapi jadikan dia sarana yang mendukung hidup kita, yangmenyamankan kasih sayang dalam rumah ini. Mari kita berikhtiar, barulahsetelah itu kita cukupkan rezeki yang Allah berikan.
*Kita awali dengan komunikasi, kita jaga dengan komunikasi*
Setelah kita awali rumah tangga ini dengan komunikasi, maka komunikasijugalah yang kita perlukan untuk menjaganya. Harus ada waktu kita berduabicara dari hati ke hati. Sesibuk apapun urusan dunia ini. Disitulah kitaberusaha saling memperbaiki diri. Berkomunikasi bukan berarti semata-mataberkeluh kesah dan menyulitkan, berkomunikasi adalah upaya untukmenyelesaikan persoalan, mengungkapkan perasaan, dan meningkatkan ikatancinta dan kepercayaan.
Bicaralah saudariku kalau kamu lelah setelah sepanjang malam meyusui, ataulelah setelah seharian mengurus anak-anak yang sangat aktif…atau engkaumerasa sepi dan jenuh dengan rutinitasmu……..bukan, bukan untuk mengeluhsaudariku, Cuma sekedar untuk suamimu tahu perasaan hatimu. Insya Allah,keshalihahanmu akan menjagamu dari berkeluh kesah…dan keshalihannya akanmembuatnya lebih memahami dirimu.
*Jangan simpan marahmu, jangan simpan kecewamu, jangan simpan kesedihanmu,kecuali itu memang hal kecil yang bisa engkau ikhlaskan. Tapi jika itumenjadi kerikil yang mengganjal, lebih baik engkau ungkapkan sebelum kerikilmenumpuk menjadi batu sandungan.Jadikan komunikasi sebagai ungkapan cinta.*
*Bantu aku mengurus anak-anak dan rumah kita suamiku*Ya, tugasku sebagai istri mengelola rumah ini. Tapi bukan berarti aku tidakbutuh bantuanmu. Mari kita bagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan kitamasing-masing. Alhamdulillah, satu pelajaran besar selama kita berada diluar negeri adalah bagaimana kita bekerja sama mengurus anak-anak dan rumahtangga ini. Tidak ada pekerjaan yang menjadi monopoli istri (kecuali hamidan menyusui) sebagaimana tidak ada pekerjaan yang menjadi monopoli suami.Biar aku kerjakan hal ini, karena aku lebih baik dalam mengerjakannya. Bantuaku untuk hal lain yang engkau lebih baik dalam mengerjakannya saat ini.
*Sungguh suamiku, bukan prestasimu yang membuat aku bahagia…keikhlasanmumembantu urusan rumah tangga membuatmu lebih mulia dimataku…meski kadangtidak dimata orang lain….**Anak-anak adalah amanah*Dulu aku sulit pahami kata-kata ini. Sekarang aku semakin yakin akanmaknanya…ya, anak-anak itu adalah amanah Allah. Kita tidak bisa pesan inginpunya anak yang seperti apa…yang kita bisa lakukan adalah berupaya sebaikmungkin memberikan contoh dan mengajarkan kebaikan kepada mereka…
*Satu kalimat inilah yang senantiasa menghiburku…ketika hati ini terasalelah…ketika anak-anak kita yang sangat aktif tidak juga mau beristirahat.Ketika kita sudah berusaha, tapi banyak sekali kekurangan disana-sini. Ya,Allah engkaulah yang maha pendidik...maka didiklah anak-anak kami...*
*Mari beristirahat…*Mari beristirahat, ketika diri ini sedang lelah… Jangan paksakan diri kitamelebihi kemampuan kita. Tawazunlah…beristirahatlah sebelum jiwa ini lelah.Tumpukan baju bisa kita rapikan setelah diri yang lelah iniberistirahat…..mereka bisa menunggu. Tapi, jiwa kita yang lelah tidak bisamengelakkan godaan emosi jika kita tidak istirahatkan.
*Beristirahatlah sudariku, penuhi hakmu, insya Allah engkau akan bisamemenuhi dengan adil hak2 suami dan anak-anakmu. Mari sempatkan berlibur danbercengkerma dengan keluarga. Bukan untuk membuang-buang uang, tapi untukmeningkatkan cinta kasih keluarga ini. Toh kita bisa pilih liburan yangsesuai dengan kemampuan kita, yang penting kita punya waktu untuk tertawabersama.*
*Maafkan aku dan aku maafkan dirimu, diri ini tidak sempurna, dirimu jugabegitu, cukuplah Allah sebagai penolong kita*
Ketika kita menjalani rumah tangga, banyak hal baru yang kita temui daripasangan kita. Kadangkala baik, kadangkala tidak. Itulah sifat insaniyahkita. Tidak perlu memaksakan semuanya menjadi ideal, karena kesempurnaaanbukan sifat manusia. Kesempurnaan hanya miliki Allah. Kebiasaan untuk salingmeminta maaf adalah hal yang berat, tapi kebiasaan ini menunjukkan sehatnyakomunikasi kita…menunjukkan penghargaan kita atas pasangan kita.
*Sungguh, memaafkan lebih baik daripada mengungkit-ungkit kesalahan,sehingga syetan masuk dan menggoda kita. Ingat, tidak ada manusia yangsempurna.**) Kandidat doktor di ANU, Australia, ibu dari 2 anak.*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL (Aparat harus amanah!...)

sumber: http://diskominfo-pde.riau.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=985:pengelolaan-paud-harus-profesional&catid=1:berita&Itemid=11 PENGELOLA PAUD HARUS PROFESIONAL Jumat, 23 Oktober 2009 16:31 (Diskominfo-PDE Online) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20/2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan stimulasi (ransangan) jasmani, dan rohani anak agar memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. "Semakin meningkatnya orang tua bekerja diluar rumah, membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang. Kompleksnya kebutuhan anak selaras dengan perkembangan Iptek juga menuntut perlunya lembaga/pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara profesional," sebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Non Formal dan Informal (UPT P3NFI) Kadirman Aries

Promo Tas Eiger