sumber: http://riaupos.com/berita.php?act=full&id=7713&kat=3
2010, Tak Lulus UN Bisa Diulang
13 November 2009
14 klik Beritahu Teman
Kebijakan BSNP untuk Minimalisir Sekolah Curang
JAKARTA (RP) - Peluang siswa untuk lulus dalam ujian nasional (UN) 2010 semakin terbuka lebar.
Ini setelah Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) bakal memberlakukan ujian ulangan bagi peserta yang gagal dalam ujian tersebut. Selain itu, beberapa kebijakan baru terkait UN juga berubah.
Perubahan itu sudah dituangkan dalam Permendiknas Nomor 75/2009 tentang ujian nasional SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB. Peraturan itu sudah dikirim ke seluruh provinsi. Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan, ada beberapa kebijakan baru dalam pelaksanaan UN nanti. Pertama, adanya ujian ulang. Dia mengatakan, memang tahun lalu kebijakan ujian ulang diadakan. Namun, kebijakan itu diambil lantaran banyaknya sekolah yang melakukan kecurangan.
“Tahun lalu, kami tidak menjadwalkan. Tapi nanti 2010, jadwal ujian ulang telah kami tentukan sejak awal,” terangnya, kemarin. Kendati ada ujian ulang, kata Mungin, bukan berarti siswa bakal diluluskan semua. “Yang tidak lulus ujian utama dan ujian susulan ya bisa jadi tidak lulus juga saat ujian ulang,” tuturnya.
Dia mengatakan, kebijakan itu diambil untuk menghindari banyaknya kecurangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya ujian ulang, pemerintah berharap tidak ada upaya dari sekolah untuk membentuk tim sukses. Adanya ujian ulang tersebut juga berimbas terhadap pergeseran jadwal UN. BSNP memutuskan bakal memajukan jadwal ujian utama. Yaitu, pada pekan ketiga Maret 2009 untuk SMA/MA/SMALB.
Sedangkan, UN susulan (bagi siswa yang berhalangan) dilaksanakan pada pekan keempat. Sementara, ujian ulangan diadakan pada pekan pertama April 2009. Tahun lalu, pelaksanaan UN utama diselenggarakan pada April. Mungin menjelaskan, alasan pengajuan jadwal itu agar siswa memiliki waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun lalu, persiapan siswa masuk PT amat sempit. Apalagi, saat digoyang kasus ujian ulang oleh 33 SMA yang dinyatakan curang. Dengan jadwal dimajukan ini, siswa memiliki waktu 1,5 bulan untuk menyiapkan diri masuk PT.
Tak hanya perubahan jadwal UN, tahun ini BSNP juga mengubah sistem penyelenggaraan ujian di sekolah. UN SMA bakal dibagi per kluster. Mungin mencontohkan, satu wilayah bisa dihuni empat sekolah. Misalnya, sekolah A, B, C, dan D. Nah, siswa sekolah A bisa disebar ke sekolah B, C, dan D. Demikian pula siswa sekolah B, bisa disebar ke sekolah C, D, dan A. “Kami akan kelompokan berdasarkan sekolah terdekat,” jelasnya. Tak hanya itu, jelas Mungin, satu ruangan bisa diisi 20 siswa dari beberapa sekolah. Misalnya, satu ruang bisa diisi siswa dari sekolah A, B, C, dan D. Dengan sistem tersebut, penyelenggaraan UN diharapkan lebih fair.
Selain itu, mulai tahun ini PTN bakal berperan sebagai kordinator pengawas UN SMA/MA/SMALB. PTN juga diberi kewenangan luas dengan mencetak soal UN. Sebelumnya, wewenang itu di bawah kendali dinas pendidikan provinsi melalui tender. Alhasil, karena melalui tender, maka yang dipilih harga termurah.
Kualitas soal kurang memuaskan. Nantinya, kata Mungin, pencetakan naskah soal dilakukan swaskelola atau melalui penunjukan langsung (PL). “Kami sudah koordinasi dengan PT dan majelis rektor menyatakan kesiapannya,” terang pejabat asli Semarang itu. Memang, kata dia, tidak semua PT siap mencetak naskah soal. Karena itu, bakal ditunjuk satu PTN yang nantinya membawahi PTN-PTN lain.
BSNP menjamin kerahasiaan naskah soal juga lebih terjaga. Sebab, penjagaan pencetakan naskah bakal diperketat. Petugas pencetakan bakal dikarantina hingga proses pencetakan selesai dilakukan. “Perguruan tinggi yang bertanggung jawab terhadap keamanan soal,” ungkapnya.(kit/fia)
2010, Tak Lulus UN Bisa Diulang
13 November 2009
14 klik Beritahu Teman
Kebijakan BSNP untuk Minimalisir Sekolah Curang
JAKARTA (RP) - Peluang siswa untuk lulus dalam ujian nasional (UN) 2010 semakin terbuka lebar.
Ini setelah Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) bakal memberlakukan ujian ulangan bagi peserta yang gagal dalam ujian tersebut. Selain itu, beberapa kebijakan baru terkait UN juga berubah.
Perubahan itu sudah dituangkan dalam Permendiknas Nomor 75/2009 tentang ujian nasional SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB. Peraturan itu sudah dikirim ke seluruh provinsi. Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan, ada beberapa kebijakan baru dalam pelaksanaan UN nanti. Pertama, adanya ujian ulang. Dia mengatakan, memang tahun lalu kebijakan ujian ulang diadakan. Namun, kebijakan itu diambil lantaran banyaknya sekolah yang melakukan kecurangan.
“Tahun lalu, kami tidak menjadwalkan. Tapi nanti 2010, jadwal ujian ulang telah kami tentukan sejak awal,” terangnya, kemarin. Kendati ada ujian ulang, kata Mungin, bukan berarti siswa bakal diluluskan semua. “Yang tidak lulus ujian utama dan ujian susulan ya bisa jadi tidak lulus juga saat ujian ulang,” tuturnya.
Dia mengatakan, kebijakan itu diambil untuk menghindari banyaknya kecurangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya ujian ulang, pemerintah berharap tidak ada upaya dari sekolah untuk membentuk tim sukses. Adanya ujian ulang tersebut juga berimbas terhadap pergeseran jadwal UN. BSNP memutuskan bakal memajukan jadwal ujian utama. Yaitu, pada pekan ketiga Maret 2009 untuk SMA/MA/SMALB.
Sedangkan, UN susulan (bagi siswa yang berhalangan) dilaksanakan pada pekan keempat. Sementara, ujian ulangan diadakan pada pekan pertama April 2009. Tahun lalu, pelaksanaan UN utama diselenggarakan pada April. Mungin menjelaskan, alasan pengajuan jadwal itu agar siswa memiliki waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun lalu, persiapan siswa masuk PT amat sempit. Apalagi, saat digoyang kasus ujian ulang oleh 33 SMA yang dinyatakan curang. Dengan jadwal dimajukan ini, siswa memiliki waktu 1,5 bulan untuk menyiapkan diri masuk PT.
Tak hanya perubahan jadwal UN, tahun ini BSNP juga mengubah sistem penyelenggaraan ujian di sekolah. UN SMA bakal dibagi per kluster. Mungin mencontohkan, satu wilayah bisa dihuni empat sekolah. Misalnya, sekolah A, B, C, dan D. Nah, siswa sekolah A bisa disebar ke sekolah B, C, dan D. Demikian pula siswa sekolah B, bisa disebar ke sekolah C, D, dan A. “Kami akan kelompokan berdasarkan sekolah terdekat,” jelasnya. Tak hanya itu, jelas Mungin, satu ruangan bisa diisi 20 siswa dari beberapa sekolah. Misalnya, satu ruang bisa diisi siswa dari sekolah A, B, C, dan D. Dengan sistem tersebut, penyelenggaraan UN diharapkan lebih fair.
Selain itu, mulai tahun ini PTN bakal berperan sebagai kordinator pengawas UN SMA/MA/SMALB. PTN juga diberi kewenangan luas dengan mencetak soal UN. Sebelumnya, wewenang itu di bawah kendali dinas pendidikan provinsi melalui tender. Alhasil, karena melalui tender, maka yang dipilih harga termurah.
Kualitas soal kurang memuaskan. Nantinya, kata Mungin, pencetakan naskah soal dilakukan swaskelola atau melalui penunjukan langsung (PL). “Kami sudah koordinasi dengan PT dan majelis rektor menyatakan kesiapannya,” terang pejabat asli Semarang itu. Memang, kata dia, tidak semua PT siap mencetak naskah soal. Karena itu, bakal ditunjuk satu PTN yang nantinya membawahi PTN-PTN lain.
BSNP menjamin kerahasiaan naskah soal juga lebih terjaga. Sebab, penjagaan pencetakan naskah bakal diperketat. Petugas pencetakan bakal dikarantina hingga proses pencetakan selesai dilakukan. “Perguruan tinggi yang bertanggung jawab terhadap keamanan soal,” ungkapnya.(kit/fia)
Komentar