Langsung ke konten utama

JUDI


Selasa, 4 Nopember 2008 16:33
Isunya 70 Wartawan Terima Upeti Bandar Togel

Kalangan wartawan di Pekanbaru diresahkan dengan merebaknya isu ada 70 wartawan penerima upeti dari bandar judi Togel. Agar tak menimbulkan fitnah, Kapolda Riau harus segera mengumumkan.

Riauterkini-PEKANBARU- Sejak Kapolda Riau Brigjen Pol Hadiatmoko mengungkapkan adanya keterlibatan sejumlah oknum wartawan di Pekanbaru pada kasus banda judi toto gelap (Togel) dengan bandar besar benama Candra Wijaya alias Acin, keresahan melanda sejumlah wartawan di Pekanbaru. Keresahan itu dipicu ketidakpastian siapa oknum-oknum wartawan yang kehilangan pertimbangan moral tersebut dan bersedia menerima upeti uang haram tersebut. Terlebih informasi yang berkembang tidak sedikit wartawan yang terlibat.

Dari informasi yang diterima riauterkini dari sejumlah sumber, jumlah wartawan di Pekanbaru yang bertahun-tahun menikmati upeti haram dari Acin luar biasa banyaknya. Keseluruhannya berjumlah 70 orang. Masing-masing oknum wartawan tersebut menerima Rp 1 juta setiap bulan.

Hanya saja mengenai kebenaran jumlah wartawan penerima upeti bandar Togel pihak Polda Riau belum bersedia mengomentari. Informasi tersebut tidak dibantah dan juga tidak dibenarkan. Kabid Humas Polda Riau AKBP Zulkifli ketika ditanya riauterkini belum bersedia menjelaskan dan menyarankan untuk langsung bertanya pada Kapolda Riau.

Hanya saja berdasarkan keterangan Kapolda beberapa waktu lalu, jumlah wartawan penerima upeti memang banyak. "Sangat banyak. Inisialnya mulai A sampai Z," tukasnya ketika itu tanpa bersedia merinci siapa saja mereka.

Sementara itu wartawan senior yang yang berhitmad di koran paling berpengaruh di tanah air, Kompas Sahnan Rangkuti mengaku terkejut dengan informasi yang menyebutkan banyaknya wartawan penerima upeti dari bandar Togel. "Wah, banya sekali. Jangan-jangan ada nama saya di situ," tukasnya kaget saat berbicang dengan riauterkini, Selasa (4/11).

Sahnan merasa khawatir ada pencatutan nama dalam kasus upeti bandar Togel. Bisa jadi ada nama wartawan yang sebenarnya tak tahu menahu dan tak pernah menerima upeti digunakan oknum tak bertanggung jawab. "Bukan tidak mungkin nama kita dicatut untuk menerima upeti bandar Togel. Kalau sempat itu terjadi. Saya akan tuntut pelakunya," ancam Sahnan.

Lebih lanjut Sahnan mendesak Kaplda Riau untuk secepatnya mengumumkan nama-nama wartawan penerima upeti bandar Togel dan selanjutnya memproses secara hukum mereka. "Kita minta Kapolda secepatnya menjernihkan masalah ini dengan mengumumkan nama-nama wartawan penerima upeti. Jangan sampai menimbulkan fitnah," sarannya.***(mad)

sumber: http://riauterkini.com/hukum.php?arr=21527

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKU RAPORT PAUD DAN PLAYGROUP

Mengingat banyaknya temen-temen yang mampir ke Blog mencari contoh format Buku Raport PAUD dan Playgroup atau apapun istilahnya, buku laporan perkembangan anak didik PAUD dan sebagainya silahkan tinggalkan alamat email di komentar atau shoutbox. Mohon maaf tidak bisa diposting karena filenya berupa format MS Word. Update 25/12/2013: Ini sudah dapat diupload contoh format raport nya di sini Link nya : http://www.scribd.com/doc/193654421/Cover-Buku-Penghubung-PG Semoga bermanfaat

Promo Tas Eiger

Pendaftaran Menjadi Reseller Billionaire Store Dibuka

Alhamdulillah... Hari ini pendaftaran Reseller Billionaire Store kembali dibuka. Bagi kawan - kawan yang kemarin sempat nunggu lama kepengen jadi reseller kami, silakan manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Anda bisa baca penawaran detailnya disini: Pendaftaran-Reseller Pendaftaran-Reseller Pendaftaran-Reseller Pendaftaran hanya dibuka 5 hari saja. Sebenarnya gak harus daftar hari ini juga, kecuali Anda ingin dapatkan penghasilan tambahan dari promo diskon yang akan dibuka di minggu ini. Jadi, bagi yang serius, silakan gunakan kesempatan terbaik ini sekarang. Sekilas saya ingin jelaskan apa alasan utama kami membuka peluang join reseller Billionaire Store... Intinya, kami tidak ingin menikmati hasil sendiri. Bayangkan saja.. Kami bisa aja mendistribusikan buku-buku kami melalui toko buku konvensional. Tapi itu bukan pilihan kami. Jika itu terjadi, maka kami harus merelakan margin yang cukup besar dibagi ke toko buku. Itu pun bukunya belum tentu laku....