Tutor PAUD Kurang Dihargai
Kamis, 27 November 2008 | 00:50 WIB
Jakarta, kompas - Berkembangnya layanan pendidikan anak usia dini membutuhkan banyak tutor kompeten untuk merangsang tumbuh-kembang anak usia 0-6 tahun secara maksimal. Namun, penghargaan yang diberikan pemerintah kepada tutor pendidikan anak usia dini ini masih minim dan terbatas.
Dari 188.834 tutor pendidikan anak usia dini (PAUD) nonformal saat ini, baru sekitar 30.000 tutor yang mendapatkan insentif dari pemerintah pada tahun 2008. Besarnya insentif yang diberikan Rp 100.000 per bulan, dan hanya untuk enam bulan.
”Pada 2009, pemerintah mengajukan insentif untuk 50.000 tutor PAUD. Besarnya Rp 1,2 juta per tutor per tahun. Karena dana yang masih terbatas, nanti ada kuota tutor PAUD yang menerima insentif di setiap daerah,” tutur Sujarwo Singowidjojo, Direktur PAUD Departemen Pendidikan Nasional yang dihubungi dari Jakarta pada hari Rabu (26/11).
Menurut Sujarwo, pemerintah daerah perlu menyediakan anggaran untuk tutor PAUD guna mendukung insentif yang sudah diberikan pemerintah pusat. Peran tutor ini penting untuk mendukung lembaga PAUD nonformal, terutama untuk mela- yani anak-anak tidak mampu dan di pedesaan, yang jumlahnya terus meningkat. Saat ini ada 48.132 lembaga PAUD nonformal.
Cerdas secara komplet
Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, saat pembukaan seminar dan lokakarya nasional PAUD di Bogor, mengatakan, pemerintah menyadari betul perlunya meningkatkan layanan PAUD. Untuk itu, lembaga-lembaga PAUD terutama nonformal akan diperbanyak.
”Masa anak usia dini adalah masa yang sangat strategis dengan memberikan rangsangan yang tepat. Rangsangan-rangsangan itu termasuk di dalamnya adalah perawatan-perawatan yang sifatnya medis. Kemudian memberikan gizi dan rangsangan-rangsangan kecerdasan, serta tempat bermain yang tepat kepada anak agar anak itu cerdas secara komplet bukan hanya cerdas secara intelektual saja,” kata Bambang.
PAUD begitu lama diabaikan di Indonesia dan baru mendapatkan perhatian setelah ada deklarasi Dakkar pada tahun 2000. Kemudian, Indonesia baru meresponsnya pada tahun 2002. Dari sisi anggaran, perhatian kepada PAUD dinaikkan mulai tahun 2005.
Alokasi anggaran untuk PAUD masih difokuskan pada perlu- asan akses. Upaya ini mampu mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) PAUD yang saat ini mencapai 50,47 persen dari anak-anak usia 0 hingga 6 ta- hun. (ELN)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/27/00500822/tutor.paud.kurang.dihargai
Kamis, 27 November 2008 | 00:50 WIB
Jakarta, kompas - Berkembangnya layanan pendidikan anak usia dini membutuhkan banyak tutor kompeten untuk merangsang tumbuh-kembang anak usia 0-6 tahun secara maksimal. Namun, penghargaan yang diberikan pemerintah kepada tutor pendidikan anak usia dini ini masih minim dan terbatas.
Dari 188.834 tutor pendidikan anak usia dini (PAUD) nonformal saat ini, baru sekitar 30.000 tutor yang mendapatkan insentif dari pemerintah pada tahun 2008. Besarnya insentif yang diberikan Rp 100.000 per bulan, dan hanya untuk enam bulan.
”Pada 2009, pemerintah mengajukan insentif untuk 50.000 tutor PAUD. Besarnya Rp 1,2 juta per tutor per tahun. Karena dana yang masih terbatas, nanti ada kuota tutor PAUD yang menerima insentif di setiap daerah,” tutur Sujarwo Singowidjojo, Direktur PAUD Departemen Pendidikan Nasional yang dihubungi dari Jakarta pada hari Rabu (26/11).
Menurut Sujarwo, pemerintah daerah perlu menyediakan anggaran untuk tutor PAUD guna mendukung insentif yang sudah diberikan pemerintah pusat. Peran tutor ini penting untuk mendukung lembaga PAUD nonformal, terutama untuk mela- yani anak-anak tidak mampu dan di pedesaan, yang jumlahnya terus meningkat. Saat ini ada 48.132 lembaga PAUD nonformal.
Cerdas secara komplet
Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, saat pembukaan seminar dan lokakarya nasional PAUD di Bogor, mengatakan, pemerintah menyadari betul perlunya meningkatkan layanan PAUD. Untuk itu, lembaga-lembaga PAUD terutama nonformal akan diperbanyak.
”Masa anak usia dini adalah masa yang sangat strategis dengan memberikan rangsangan yang tepat. Rangsangan-rangsangan itu termasuk di dalamnya adalah perawatan-perawatan yang sifatnya medis. Kemudian memberikan gizi dan rangsangan-rangsangan kecerdasan, serta tempat bermain yang tepat kepada anak agar anak itu cerdas secara komplet bukan hanya cerdas secara intelektual saja,” kata Bambang.
PAUD begitu lama diabaikan di Indonesia dan baru mendapatkan perhatian setelah ada deklarasi Dakkar pada tahun 2000. Kemudian, Indonesia baru meresponsnya pada tahun 2002. Dari sisi anggaran, perhatian kepada PAUD dinaikkan mulai tahun 2005.
Alokasi anggaran untuk PAUD masih difokuskan pada perlu- asan akses. Upaya ini mampu mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) PAUD yang saat ini mencapai 50,47 persen dari anak-anak usia 0 hingga 6 ta- hun. (ELN)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/27/00500822/tutor.paud.kurang.dihargai
Komentar