Alhamdulillah kegiatan Tebar Hewan Kurban bersama IKADI Indragiri Hulu tahun ini sudah berjalan dengan lancar. Ada sekitar 9 ekor sapi yang kirim ke beberapa desa -Pematang Karas, Usul, Talang Lakat, Rantau Langsat atau Lemang, Kampung Pulau, Sindolas, Rawa Bangun, Talang Sukamaju dan Talang Sungai Limau- ditambah 2 ekor kambing titipan untuk aqiqah.
Perlu keras memang, mulai penyebaran proposal, distribusi hewan kurban sampai hari H penyembelihan tepat hari raya Idul Adha (20 Desember 2007). Banyak kejadian dan pelajaran yang bisa dijadikan pengalaman untuk perbaikan kegiatan yang sama di tahun depan. Secara pribadi, Idul Adha kali ini termasuk paling berkesan bagi saya selain Idul Adha tahun 2006 karena saat itu mesti takbiran sendiri di bawah hujan salju di atas bis dari Narita Tokyo ke Yokohama Jepang.
Tahun ini, kami panitia di hari H harus berlebaran sendiri2 gak bareng anak2 dan istri -padahal diprotes oleh ibunya anak-anak- di lokasi penyembelihan hewan kurban bareng penduduk setempat. Asiknya lagi, malam harinya sempet nongkrong di SPBU sampai jam 24.00 WIB nunggu mobil tangki bensin masuk, ehm kerjaan pemerintah..sampai2 kami yang tinggal di daerah minyak harus antri berjam-jam nunggu sekedar 3 liter bensin. Karena mobil tangki gak datang-datang akhirnya isi tangki motor teman dipindahin pake botol aqua ke tangki motor.
Dan kebetulan sepanjang malam tanggal 20-nya hujan turun sangat lebat sampai pagi saat orang sholat Ied, sepertinya sholat Ied banyak dipindah ke mesjid2. Ba'da subuh kami coba menembus hujan dengan motor sambil berharap jalan ke Desa2 tempat penyembelihan kurban tidak becek - suatu harapan yang mengada-ngada untuk desa2 di tengah belantara Sumatera ini- Dan terbukti meleset, jalan ke desa Rantau Langsat/Lemang bukan hanya becek tapi banjir :) ditambah ada satu penurunan yang curam dengan kondisi jalan licin yang memaksa teman panitia jatuh bangun bahkan akhirnya "sama-sama" jalan dengan motor karena resikonya meluncur tanpa friksi :)). Sebenarnya dari desa Usul sudah dilarang oleh pengurus mesjid di sana, tapi teman-teman memaksa dengan alasan kami butuh "gambar liputan" untuk laporan dan satu lagi tahun lalu masyarakat desa tersebut belum mau memotong hewan kurban sebelum kami dari IKADI datang. Hikmahnya, temen2 yang datang ke sana pulangnya bawa durian di motor masing-masing :)).
Cerita lain yang agak unik, kami panitia berangkat ba'da subuh dalam kondisi belum sarapan -karena biasanya dianjurkan baru makan pulang sholat Ied- yang terjadi adalah kami baru pada makan jam 13.00 selesai dzuhur karena gak ada yang ngasih makan... hiks!! bagi saya yang orang Sunda agak aneh sikap orang desa di sini beda dengan di Jawa Barat sana....he.he. padahal lagi lebaran ya. Jadinya hari itu ngantuk, dingin, dan perut keroncongan,... kompak lagi semuanya. Walaupun akhirnya pas pulang kami pesta durian. Terus di desa Talang Lakat sempet2nya temen yang ditugasin ke sana moto dan ngerekam gambar ular yag ditangkap dekat tempat pemotongan sapi..ular sanca 5 m yang nangkap ibu2 karena kesal angsanya dimakan tu ular.
Idul Adha yang mengasikkan dan berkesan, moga-moga tahun depan lebih baik programnya -kalau gak diprotes orang rumah-. Harapannya sih tahun depan bisa bawa mobil ke area lokasi penduduk jadi bisa bawa anak2. Karena tahun inipun ada seorang ibu yang ikut kurban pingin ikut ke lokasi, batal karena ibunya anak-anak gak ikut.
Evaluasi lainnya mungkin soal proposal tawaran kurban, tahun ini sedikit telat. Saat dibawa ke beberapa instansi responsnya cukup baik sayangnya kami telat menginformasikan mereka rata-2 sudah ikut yang di Masjid sekitar kota padahal ada beberapa Masjid yang motong sampai 13 sapi bahkan ada yang 24 dan 31 ekor sapi. Kerja kami yang belum optimal. Harapan lainnya, semoga banyak lembaga-lembaga lain yang mau melakukan kegiatan sejenis -menebar hewan kurban ke daerah2 terpencil- dan ada dukungan dari pemerintah daerah atau pejabat secara pribadi, orang-orang yang tidak mampu yang kebetulan jauh dari pusat kota bisa ikut menikmati.
Perlu keras memang, mulai penyebaran proposal, distribusi hewan kurban sampai hari H penyembelihan tepat hari raya Idul Adha (20 Desember 2007). Banyak kejadian dan pelajaran yang bisa dijadikan pengalaman untuk perbaikan kegiatan yang sama di tahun depan. Secara pribadi, Idul Adha kali ini termasuk paling berkesan bagi saya selain Idul Adha tahun 2006 karena saat itu mesti takbiran sendiri di bawah hujan salju di atas bis dari Narita Tokyo ke Yokohama Jepang.
Tahun ini, kami panitia di hari H harus berlebaran sendiri2 gak bareng anak2 dan istri -padahal diprotes oleh ibunya anak-anak- di lokasi penyembelihan hewan kurban bareng penduduk setempat. Asiknya lagi, malam harinya sempet nongkrong di SPBU sampai jam 24.00 WIB nunggu mobil tangki bensin masuk, ehm kerjaan pemerintah..sampai2 kami yang tinggal di daerah minyak harus antri berjam-jam nunggu sekedar 3 liter bensin. Karena mobil tangki gak datang-datang akhirnya isi tangki motor teman dipindahin pake botol aqua ke tangki motor.
Dan kebetulan sepanjang malam tanggal 20-nya hujan turun sangat lebat sampai pagi saat orang sholat Ied, sepertinya sholat Ied banyak dipindah ke mesjid2. Ba'da subuh kami coba menembus hujan dengan motor sambil berharap jalan ke Desa2 tempat penyembelihan kurban tidak becek - suatu harapan yang mengada-ngada untuk desa2 di tengah belantara Sumatera ini- Dan terbukti meleset, jalan ke desa Rantau Langsat/Lemang bukan hanya becek tapi banjir :) ditambah ada satu penurunan yang curam dengan kondisi jalan licin yang memaksa teman panitia jatuh bangun bahkan akhirnya "sama-sama" jalan dengan motor karena resikonya meluncur tanpa friksi :)). Sebenarnya dari desa Usul sudah dilarang oleh pengurus mesjid di sana, tapi teman-teman memaksa dengan alasan kami butuh "gambar liputan" untuk laporan dan satu lagi tahun lalu masyarakat desa tersebut belum mau memotong hewan kurban sebelum kami dari IKADI datang. Hikmahnya, temen2 yang datang ke sana pulangnya bawa durian di motor masing-masing :)).
Cerita lain yang agak unik, kami panitia berangkat ba'da subuh dalam kondisi belum sarapan -karena biasanya dianjurkan baru makan pulang sholat Ied- yang terjadi adalah kami baru pada makan jam 13.00 selesai dzuhur karena gak ada yang ngasih makan... hiks!! bagi saya yang orang Sunda agak aneh sikap orang desa di sini beda dengan di Jawa Barat sana....he.he. padahal lagi lebaran ya. Jadinya hari itu ngantuk, dingin, dan perut keroncongan,... kompak lagi semuanya. Walaupun akhirnya pas pulang kami pesta durian. Terus di desa Talang Lakat sempet2nya temen yang ditugasin ke sana moto dan ngerekam gambar ular yag ditangkap dekat tempat pemotongan sapi..ular sanca 5 m yang nangkap ibu2 karena kesal angsanya dimakan tu ular.
Idul Adha yang mengasikkan dan berkesan, moga-moga tahun depan lebih baik programnya -kalau gak diprotes orang rumah-. Harapannya sih tahun depan bisa bawa mobil ke area lokasi penduduk jadi bisa bawa anak2. Karena tahun inipun ada seorang ibu yang ikut kurban pingin ikut ke lokasi, batal karena ibunya anak-anak gak ikut.
Evaluasi lainnya mungkin soal proposal tawaran kurban, tahun ini sedikit telat. Saat dibawa ke beberapa instansi responsnya cukup baik sayangnya kami telat menginformasikan mereka rata-2 sudah ikut yang di Masjid sekitar kota padahal ada beberapa Masjid yang motong sampai 13 sapi bahkan ada yang 24 dan 31 ekor sapi. Kerja kami yang belum optimal. Harapan lainnya, semoga banyak lembaga-lembaga lain yang mau melakukan kegiatan sejenis -menebar hewan kurban ke daerah2 terpencil- dan ada dukungan dari pemerintah daerah atau pejabat secara pribadi, orang-orang yang tidak mampu yang kebetulan jauh dari pusat kota bisa ikut menikmati.
Komentar